TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fadli Zon mengaku sudah mengenal nama Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa sejak masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar pada tahun 1984.
Fadli mengenal mantan Fatwa dari tulisan-tulisan yang dibacanya.
Menurutnya, tulisan-tulisan Fatwa tergolong cukup berani.
"Tulisan itu dibawa bapak saya sebenarnya. Jadi saya baca saja di rumah. (Fatwa) orang yang berani di masa rezim yang cukup represif," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Baca: AM Fatwa Di Mata Sandiaga, Panutan, Idola, Mentor Saya
Fadli mengaku kagum dengan sikap yang ditonjolkan Fatwa sebagai pribadi yang tak pendendam.
Meski pun telah berkali-kali dipenjarakan pada rezim Orde Baru, namun Fatwa tetap tak menyimpan dendam. Hal itu, kata Fadli, bisa menjadi pelajaran bagi orang banyak.
"Tidak ada dendam pada rezim Orde Baru. Saya kira pelajaran berharga orang tidak boleh pendendam," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
Fadli juga menilai Fatwa sebagai figur pejuang demokrasi yang kerap mencurahkan pemikirannya lewat berbagai organisasi yang diikutinya.
Fatwa juga pernah menjabat pimpinan DPR dan MPR sebelum menjadi Anggota DPR RI.
Ia melihat Fatwa sebagai figur yang langka.
"Sosok dari sedikit orang Indonesia yang berani mengambil resiko, berani memilih jalan sesuai dengan pendiriannya," ucap Fadli.
AM Fatwa mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit MMC, Jakarta, Kamis pagi karena sakit.
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu sempat disemayamkan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen sebelum kemudian di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Penulis: Nabilla Tashandra
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: AM Fatwa dalam Kenangan, Dipenjara Berkali-kali tapi Tak Dendam