TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menghadiri Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta Pusat, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan langkah yang sudah dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina.
Meski sempat dicemooh oleh sejumlah massa yang tidak menyukainya, Lukman tetap profesional dan menghormati tugasnya sebagai seorang menteri.
Ia mengatakan bahwa Jokowi pun langsung menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang digelar di Istanbul, Turki, Rabu 13 Desember 2017 lalu.
"Ini untuk diketahui, bukan ria (pamer), bukan sombong, tapi untuk diketahui bahwa Presiden hadir langsung di KTT di sana," ujar Lukman, saat menghadiri Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (17/12/2017).
Baca: Hadiri Aksi Bela Palestina, Menteri Agama Disuruh Pulang, Ketua MUI Tenangkan Massa
Lukman menambahkan, negara yang tergabung dalam OKI, menganggap pengakuan secara sepihak Presiden Amerika Donald Trump yang menyebut Yerusalem sebagai Ibukota Israel, 'tidak pernah ada'.
Negara anggota OKI tidak mengakui hal itu, bahkan negara-negara tersebut mendeklarasikan Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina.
Hal itu dianggap sebagai 'pukulan balik' bagi Israel dan Amerika.
"Beliau sampaikan, apa yang menjadi kebijakan (Amerika) soal pengakuan sepihak itu sesuatu yang dianggap tidak ada sama sekali, setiap negara OKI tidak mengakui," kata Lukman.
Selain itu Lukman menegaskan bahwa Jokowi mengajak seluruh negara anggota OKI agar tidak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurutnya, ajakam tersebut pun berhasil karena OKI tidak mengakui pernyataan yang disampaikan Trump beberapa waktu yang lalu itu.
"Presiden ajak (negara anggota OKI) untuk tidak akui (Israel memiliki) ibukota (Yerusalem) tersebut dan alhamdulillah diikuti negara-negara lain," tegas Lukman.
Sebelumnya setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, aksi protes meras pun berlangsumg di belahan dunia lainnya.
Negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pun kecewa dan marah.
Mereka menilai pengakuan Truml tersebut berbahaya dan melanggar hukum internasional.
Sebagai balasan dari aksi Trump, OKI pun mendeklarasikan Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina.
Tentu saja deklarasi itu ditolak Israel, melalui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.