News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2017

Seputar Posisi Panglima TNI dari Gatot Nurmantyo ke Hadi Tjahjanto

Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI baru Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan pejabat lama Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) saling memberi Hormat usai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12/2017). Marsekal TNI Hadi Tjahjanto resmi menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang memasuki masa pensiun. (Agus Suparto)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Akhirnya jabatan Panglima TNI diserahkan ke Angkatan Udara (AU).

Hal itu terjadi setelah Presiden RI Joko Widodo merekomendasikan Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi Panglima TNI.

Hadi Tjahjanto yang sejak 18 Januari 2017 menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), dilantik menjadi orang nomor satu di TNI dan resmi menggantikan Jenderal TNI. Gatot Nurmantyo, pada 8 Desember 2017 lalu.

Pada pekan-pekan pertama ia menjabat sebagai Panglima TNI, Hadi Tjahjanto menyambangi markas-markas TNI yang ada di seputaran Jakarta.

Baca: Sepeda Hadiah Jokowi Jadi Trend 2017, Mulai Santri Sampai Raisa

Mulai dari Markas Kopassus di Cijantung hingga Markas Korps Marinir di Cilandak.

Selain itu, ia juga membina hubungan baik dengan Polri, dengan berkali-kali menggelar acara bersama dengan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tentang penugasan prajurit TNI pada perwakilan Indonesia di luar negeri, bertempat di Gedung Pancasila Kemenlu RI, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2017). TNI akan menyiapkan prajurit-prajurit terbaik, yang memiliki dedikasi, loyalitas, profesional dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mengamankan perwakilan RI di luar negeri yang rawan dan atau berbahaya. (PUSPEN TNI) (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

Bahkan Hadi Tjahjanto juga mengajak Kapolri naik pesawat tempur pada Rabu lalu (20/12), bersama dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, dan Kepala Staf TNI Angkata Laut (KSAL) Ade Supandi.

Baca: 9 Kepala Daerah Berompi Oranye dan Berkantor di KPK Sepanjang 2017, Siapa Saja ?

Hadi Tjahjanto juga menyematkan wing penerbang ke dada Tito Karnavian dan para kepala staf.

Hal tersebut sedikit banyaknya memperbaiki hubungan TNI - Polri yang sempat renggang.

Hubungan TNI - Polri sempat renggang, salah satunya terjadi pada September lalu, setelah Gatot Nurmantyo yang saat itu masih menjabat sebagai Panglima TNI, menyebut Polri membeli senjata secara tidak patut.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama ribuan jamaah Majelis Rasulullah menghadiri Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah/2017 Masehi, di Pelataran Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2017). Panglima TNI dalam pidatonya mengatakan Rasulullah SAW selalu memberikan contoh tauladan, melakukan kasih sayang dan rahmat kepada sesama umat begitu pula terhadap musuh-musuhnya. Kalau kita benar-benar mencintai Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam, maka kita harus meneladaninya dimana dan kapanpun. (PUSPEN TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.) (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

Hal tersebut berbuntut pada penahanan 280 pucuk senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter, berikut 5.932 butir peluru yang dibeli Polri, ditahan di gudang Bandara Soekarno - Hatta oleh Badan Intlijen Strategis (BAIS) TNI.

Sengketa tersebut berakhir setelah digelar pertemuan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, yang juga dihadiri Gatot Nurmantyo dan Tito Karnavian pada 6 Oktober lalu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini