Laporan wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Badan Pengawas Pemilu) (Bawaslu) Jawa Barat (Jabar) Harminus Koto menyayangkan pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman yang menyinggung identitas kesukuan dalam kaitannya dengan pemilihan gubernur Jabar.
Sohibul Iman menyinggung identitas kesukuan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya, Sudrajat - Ahmad Syaikhu dan membandingkannya dengan pasangan calon lain.
Presiden PKS Shohibul Iman sempat menyinggung soal isu Sunda dan keterkaitannya dengan pasangan calon gubernur Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi pada sejumlah kesempatan.
Baca: Persib Bandung Terancam Jadi Tim Musafir
Baca: Apriliana Ternyata Aktris Mesum Langganan Faisal, Sudah Tiga Kali Bintangi Video Porno Buatan Faisal
"Seharusnya hal-hal seperti itu tidak perlu disinggung karena itu daerah privat masing-masing orang. Kalau dia orang Sunda, Padang, Jawa dan lain-lain (lalu maju di pilkada) kan tidak salah karena Indonesia ini negara yang dari Sabang-Merauke terdapat banyak suku. Contohnya itu presiden kita (Joko Widodo) orang Jawa (sempat) maju di ibu kota (Pilgub DKI Jakarta)," ujar Harminus di Kantor Bappeda Jabar, Jalan Ir H Juanda Bandung, Kamis (11/1).
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya sebagai kekayaan bangsa.
Sehingga, identitas personal berkaitan dengan suku dan tenis tidak perlu dipermasalahkan dalam pilkada.
"Dalam kerangka ini (pilkada), ya berpolitiklah dengan program, visi dan misi. Kaya Saya (Ketua Bawaslu Jabar) juga orang Bukit Tinggi (Sumatera Barat)," kata Harminus. Ia mengaku belum mendengar pernyataan Presiden PKS tersebut.
"Dalam konteks ini saya belum dengar, (kalau di media) mungkin ada tapi saya tidak lihat langsung," katanya.
"Untuk konteks ini saya berpikir positif saja, mungkin ada beliau memperkenalkan calonnya."
Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta, ia menekankan soal pentingnya tidak menebar isu Suku, Ras dan Agama (Sara) serta etnis dan keyakinan. Ia berharap hal-hal bersinggungan dengan Sara tidak diucapkan dan tidak dihembuskan.
"Dalam pilkada dan dalam momen apapun setiap orang jangan berpolitik identitas, politik sara, uang itu harus dihentikan. Jabar ini masyarakat yang berperadaban tinggi, punya kultur sopan santun yang baik, jangan kita untuk pemenangan pemilu lakukan hal-hal blunder, ujar Harminus.