News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Pengungsi Afghanistan: Sampai di Indonesia Tapi Harus Tertipu Ribuan Dolar AS

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga asing pencari suaka bertahan di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (19/1/2018). Para pengungsi asal Afghanistan, Sudan, Somalia dan negara-negara lain itu telah mengantongi kartu UNHCR menunggu kejelasan untuk mendapatkan kesempatan penempatan sebagai pencari suaka di negara ketiga. (Warta Kota/Alex Suban)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak terbayangkan sebelumnya oleh Saprol (nama samaran), dia bersama puluhan pengungsi asal Afghanistan akan tinggal di trotoar depan Rumah Detensi Kantor Imigrasi Jakarta Barat, Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakbar.

Janji mendapat hidup lebih baik dan lebih aman dari sekelompok orang yang membawanya justru membuatnya kehilangan ribuan Dolar Amerika Serikat.

Saat ditemui Tribun pada Sabtu (20/1/2018) sore, ia tampak hanya duduk beralas lembaran kardus dan beratap terpal.

Ia menceritakan, dirinya saat ini berumur 18 tahun. Ia menjadi anak yatim saat berusia sembilan tahun karena sang ayahnya meninggal akibat konflik di Afghanistan.

Hingga saat ini, situasi keamanan negara asalnya masih tidak menentu.

Baca: Puluhan Pengungsi Afghanistan dan Sudan Jadi Gelandangan di Jakarta, Padati Trotoar dan Musala

Pada sekitar pertengahan Desember tahun lalu, ibundanya memintanya untuk meninggalkan Afghanistan dengan cara apapun.

Warga asing pencari suaka mengungsi di Musholla Al-Istiqomah tidak jauh dari Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (19/1/2018). Para pengungsi asal Afghanistan, Sudan, Somalia dan negara-negara lain itu telah mengantongi kartu UNHCR menunggu kejelasan untuk mendapatkan kesempatan penempatan sebagai pencari suaka di negara ketiga. (Warta Kota/Alex Suban) (Alex Suban/Alex Suban)

Setelah bertanya-tanya kepada sejumlah temannya, akhirnya ia mengenal orang yang yang mengaku bisa membawanya dari Afghanistan.

Orang tersebut dan kelompoknya mengiming-iminginya akan mendapat hidup aman di sebuah negara Islam dengan syarat memberikan sejumlah uang.

Namun, orang tersebut tidak mau menyebutkan negara tujuan yang dimaksud.

Selain jaminan aman, penyelundup tersebut mengiming-imingi bahwa di negara tujuan Saprol bisa melanjutkan pendidikannya seperti di negara Afghanistan.

Penyelundup tersebut meminta uang kepada Saprol sebanyak 500 Dolar AS dan 1.000 Dollar kepada ibunya sebagai syarat pemberangkatan.

Baca: Ada Luka Sayatan Lebar di Leher Mayat yang Ditemukan di Perumahan Bukit Cendana

"Ibu saya saat itu berkata. Pergilah kau, bagaimana caranya asal jangan tinggal di Afghanistan," ujar Saprol kepada Tribun seraya mengaku hanya mengantongi 300 Dolar AS sesampainya di Indonesia.

Warga menyumbang makanan untuk para pencari suaka yang bertahan di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (19/1/2018). Para pengungsi asal Afghanistan, Sudan, Somalia dan negara-negara lain itu telah mengantongi kartu UNHCR menunggu kejelasan untuk mendapatkan kesempatan penempatan sebagai pencari suaka di negara ketiga. (Warta Kota/Alex Suban) (Alex Suban/Alex Suban)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini