News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelecehan Seksual

Tak Cuma di Surabaya, Wanita Ini Cerita Pernah Dilecehkan Perawat di Sebuah Rumah Sakit Bandung

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban pelecehan seksual di rumah sakit

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Didorong video menggegerkan tentang pelecehan seksual oleh perawat terhadap pasien perempuan, seorang korban lain mengungkapkan pengalamannya kepada BBC Indonesia.

Awalnya adalah beredar-luasnya video yang menunjukkan seorang pasien perempuan mengungkapkan kemarahan kepada perawat lelaki yang dituduhnya menggerayanginya tatkala ia tak berdaya di bawah pengarauh obat.

Video itu diunggah di akun instagram pasien, @thelovewidya. Video pertama diunggah korban pada Rabu (24/01) siang, menampilkan korban yang berada di atas ranjang dengan kondisi tangan masih diinfus dan diapit oleh dua perawat perempuan.

Dikelilingi sejumlah petugas rumah sakit, sang pasien memarahi perawat yang tampak pasrah. Pasien itu memapar detil pelecehan itu, dan video berujung pada adegan si perawat meghampiri dan menyalami sambil menunduk meminta maaf.

Baca: Organisasi Keperawatan Ungkap Fakta Pelaku Pelecehan Seksual di National Hospital

Di kolom deskripsi, pemilik akun menulis,"Dalam keadaan sakit tak berdaya masih terpengaruh obat bius ada saja oknum perawat lelaki nakal tega melecehkan, pasien harus dilindungi bukan dilecehkan."

Video yang awalnya beredar melalui Whatssap grup dan media sosial ini sontak membuat warganet geram dan menuntuk kepolisian untuk segera menindaklanjuti insiden tersebut.

Manajemen Rumah Sakit National Hospital mengakui tindakan yang dilakukan oleh seorang perawatnya. Manajemen rumah sakit menegaskan pihaknya sudah langsung memecat perawat tersebut.

Sementara, Polrestabes Surabaya menyatakan tengah mendalami kasus tersebut.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan menjelaskan peristiwa bermula ketika korban menjalani operasi di rumah sakit tersebut. Dalam kondisi masih terpengaruh anestesi, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

Pada saat di ruang pemulihan ini lah terjadinya pelecehan seksual tersebut.

Bukan kali pertama

Pengalaman yang dialami oleh pasien tersebut menggugah Uly Siregar, warga Indonesia yang kini tinggal di Amerika Serikat untuk menceritakan pelecehan seksual yang dia pernah alami ketika dirawat di rumah sakit di Bandung, Jawa Barat pada pertengahan 1990-an lalu.

"Dia itu meraba-raba dada saya," tuturnya.

Pada saat itu Uly hanya tertegun dan tidak bisa bereaksi. Ia dilanda ketakutan.

"Karena waktu itu saya masih tak berpengalaman dan kaget, ya shock aja gitu rasanya. Nggak bisa ngapa-ngapain. Saya cuma diam aja dia menggerayangi dada saya," imbuhnya.

Selakanya pelecehan tak hanya berlangsung sekali itu saja. Tiap malam perawat itu membangunkan dan melakukan hal serupa. dan dia tetap ketakutan dan tak bisa berbuat apa-apa.

Baru ketika perawat itu mulai berbuat lebih jauh dengan menggerayangi bagian bawah tubuhnya, bangkitlah keberaniannya.

"Dia mencoba untuk menyentuh saya lebih jauh lagi, coba ke arah selangkangan. Dan mungkin saya tersadar, kok kurang ajar banget. Akhirnya saya bentak dia 'Hey, jangan! Dia kayaknya kaget juga dan setelah itu nggak lagi menyentuh saya," jelas Uly.

Selama bertahun-tahun Uly memendam beban psikologis dan tidak mengadukan pelecehan seksual ini kepada siapa pun, baik pihak rumah sakti atau pun pihak berwajib. Bahkan tidak juga kepada suaminya sekarang.

"Pengalaman yang traumatik buat saya. Waktu itu masih kuliah tingkat awal, belum pernah disentuh, perawat ini malah yang nyentuh saya," kata dia.

Keengganan untuk menceritakan pengalaman ini juga lantaran ia merasa orang-orang tidak akan mempercayainya.

Setelah sekian lama, ia baru berani menceritakan pengalamannya setelah menyadari apa yang dialami oleh perempuan dalam video itu sama persis yang ia alami bertahun lalu.

"Itu langsung membangkitkan kenangan yang buruk. Ternyata saya nggak sendirian dan sekarang saya jadi tersadar kira-kira ada berapa orang di rumah sakit dulu yang mengalami hal yang sama seperti saya?"

"Lega juga, kok, ada yang berani mengungkapkan. Kita jadi berani juga untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada saat itu," imbuhnya.

Mengaku khilaf dan minta maaf

Dalam video yang viral sejak Rabu (25/01), korban terlihat histeris sambil menuding seorang juru rawat pria yang dianggapnya sudah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Sambil tersedu, ia mendesak perawat itu untuk mengakui perbuatannya.

"Kamu remas payudara saya kan, sampai dua atau tiga kali?" tuding pasien tersebut kepada perawat dihadapannya.

Tak lama setelah video pertama, perempuan itu menguggah video kedua, masih di lokasi yang sama. Di video kedua pasien ini kembali menangis tersedu dan berujar, "Saya nggak bisa tidur saya nangis, saya nggak bisa makan. Saya terhina," sambil tersedu.

Ia kembali menuding perawat pria di hadapannya atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
Hak atas foto Instagram

Perawat pria hanya diam dan menunduk mendengar tudingan pasien. Dia kemudian mengulurkan tangan untuk meminta ampun kepada perempuan itu dan kerabatnya yang juga berada di kamar rumah sakit itu.

Video ini kemudian memicu kemarahan warganet di media sosial, tidak hanya di instagram, tapi juga di twitter.

Ia bahkan mendesak polisi untuk segera gerak cepat menindak kasus ini.

Bahkan, Nova Soraya mengusulkan agar kejadian serupa tak terulang, juru rawat disesuaikan dengan gender pasiennya.

Terkait kasus tindak asusila oleh oknum perawatnya, manajemen National Hospital Surabaya menyatakan meminta maaf atas terjadinya dugaan tindak pelanggaran etika profesi keperawatan di rumah sakit tersebut.

"Kami menyampaikan penyesalan yang mendalam kepada pasien dan keluarga pasien", ujar Jenny Firsariana, Kepala Keperawatan National Hospital Surabaya dalam pernyataan pers, Kamis siang (25/01/2018), seperti dilaporkan wartawan Roni Fauzan di Surabaya untuk BBC Indonesia.

Jenny mengatakan bahwa pihaknya tidak mentolelir segala bentuk pelanggaran etika profesi terhadap pasien.

"Kami telah memberhentikan secara tidak hormat terhadap pelaku, dan akan menyerahkan masalah ini menurut aturan hukum yang berlaku, maupun menurut disiplin tenaga kerja kesehatan", tegas Jenny.

Jenny menyebut, perawat tersebut sudah bekerja selama kurang lebih lima tahun.

Sementara Kapolrestabes Surabaya Rudi Setiawan menegaskan insiden ini tidak akan hanya berhenti pada sanksi rumah sakit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini