News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei Wahid Foundation Sebut Kelompok Komunis Jadi Kelompok Paling Tak Disukai di Indonesia

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid saat konferensi pers kegiatan meluncurkan survei nasional potensi sosial keagamaan di di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Senin (29/1/2018).

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Survei Wahid Foundation menyebutkan kelompok komunis menjadi kelompok yang paling tidak disukai oleh masyarakat Indonesia.

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan pada tahun 2017 ini sebanyak 21,9 persen masyarakat Indonesia tidak menyukai kelompok Komunis.

Sedangkan tahun 2016, kelompok LGBT menjadi kelompok urutan pertama yang paling tidak disukai dengan jumlah presentase 26,1 persen.

"Komunis dan Yahudi, orang-orang yang gak pernah ditemui di Indonesia. Orang gak ketemu tapi gak disukai. Memang pernah ada orang Komunis bersileriwan. Jadi kelompok Komunis itu tidak terimajinasikan dan tidak nyata," ujar Yenny di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Senin (29/1/2018).

Sehingga, ujar Yeni, kelompok Komunis itu tak layak ditakuti karena sehari-harinya tak nyata ditemui di masyarakat.

"Bagi kami penting mengatur perjumpaan, hal-hal yang tidak nyata menjadi lebih nyata. Apakah mereka layak ditakuti," ujar Yenny.

Baca: Peneliti Terorisme: Kunjungi Kabul, Jokowi Adalah Presiden Super Berani

Isu terkait anti Komunis itu, diklaim Yenny erat dengan Presiden Jokowi, di mana Jokowi kerap dikaitkan dengan Komunis.

"Kalau soal komunis ini ada retrorikanya, ada kampanye anti komunis, ada terekam manisfestasi, isu-isu presiden Jokowi dengan hubungannya politik," tegas Yenny.

Kelompok kedua yang tidak disukai di Indonesia dalam survei yang dilakukan pada bulan Oktober 2017 adalah kelompok LGBT dengan presentase 17,8 persen.

Di urutan ketiga adalah kelompok Yahudi dengan 7,1 persen.

Survei dilaksanakan pada 6-27 Oktober 2017 dengan melibatkan 1.500 responden laki-laki dan perempuan, masing-masing 50% di 34 provinsi di Indonesia.

Teknik survei dilakukan dengan multi-stage random sampling dengan margin of error dan asumsi simple random sampling lebih kurang 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%.

Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.

Satu pewawancara ditugaskan untuk satu desa dengan mewawancarai 10 responden.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini