News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru Tewas Dianiaya Murid

Kasus Murid Aniaya Guru hingga Tewas di Sampang, Ini Respon Venna Melinda

Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Ahmad Budi Cahyono yang tewas di tangan muridnya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X Venna Melinda prihatin, terkejut dan terpukul atas kasus pemukulan seorang siswa berinisial MH terhadap gurunya di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur sehingga tewas.

Venna menegaskan pelaku harus menanggung akibat dari perbuatannya.

"Namun, hukuman yang adil dan proporsional harus ditegakkan agar pelaku tidak kehilangan masa depannya," kata Venna dalam keterangan tertulis, Senin (5/2/2018).

Baca: Fahri Hamzah Sebut Ajakan Gabung ke Partai Golkar Atas Permintaan Jokowi

Secara khusus, Venna meminta sekolah meningkatkan peran Bimbingan Konseling (BK) guna menghindari kasus yang terjadi di Sampang itu.

Apalagi peran BK yang diatur dalam Permendikbud No. 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah serta Peran Komite Sekolah sudah diatur dalam Permendikbud No. 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah.

"Kedua Permendikbud ini adalah payung hukum untuk mencegah dan mengayomi anak didik kita di sekolah," kata Politikus Demokrat itu.

Venna mengatakan dirinya berfokus pada anti bullying dan kesadaran akan peran komite sekolah.

Ia meminta semua pihak harus memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang memiliki sifat dan kecenderungan berperilaku menyimpang.

"Kecenderungan ini tidak banyak, namun harus tetap menjadi perhatian bersama," kata Venna.

Baca: Warga Kampung Arus Cawang Dievakuasi Dengan Perahu Karet

Dari sisi keadilan, Venna menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum dan pengadilan untuk memutuskan permasalahan ini.

Sementara dari aspek pendidikan, dari pihak guru, Venna meminta untuk menggunakan pendekatan edukatif dalam menangani kasus ini.

Jika perlu harus diadakan bimbingan konseling yang rutin setiap bulan untuk mengetahui kondisi psikologis anak.

"Ini yang saya anggap masih sangat kurang dilakukan oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Akhir kata, mari kita sama-sama intropeksi diri agar pendidikan di Indonesia akan semakin membaik," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini