TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Duet Joko Widodo ( Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) berpeluang untuk kembali bersama di pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Hal itu diungkapkan oleh wartawan senior terkemuka, John McBeth, dalam tulisannya di situs Asia Times pekan lalu.
Dalam tulisannya, McBeth menyatakan Presiden Jokowi membuka peluang untuk kembali menggandeng wapres asal Watampone, Sulawesi Selatan tersebut.
Baca: Diminta Segera Menikah, Pelaku Penyerangan Gereja di Sleman Bilang Akan Nikah dengan Bidadari
“Untuk saat ini, JK adalah pilihan paling aman,” ucap sumber yang merupakan salah satu anggota tim informal kampanye pilpres Jokowi sepert dikutip oleh McBeth.
Sumber tersebut menjelaskan, keputusan untuk kembali memilih JK ditengarai kesulitan yang dihadapi Jokowi untuk memilih cawapres yang dapat membantu mengamankan pemilih tradisional Muslim.
JK dinilai sebagai sosok yang tepat karena dekat dengan umat Muslim. Wapres yang pernah menjabat pada periode 2004-2009 ini merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia, dan juga alumni organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Sumber yang dekat dengan JK mengonfirmasi kebenaran tawaran cawapres tersebut. Namun ditambahkan, JK sejauh ini merasa lelah dan ingin pensiun dari dunia politik seperti yang pernah disampaikannya.
Adapun jika tawaran itu diterima JK, kesepakatannya adalah sosok berusia 75 tahun itu hanya akan menjabat separuh periode, atau hingga 2022.
Durasi itu saja bakal menjadikannya sebagai wapres dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah Indonesia.
Sejauh ini dalam tulisannya, McBeth menyebutkan bahwa tim kampanye yang akan dibentuk jelang masa pilpres terus menggodok nama JK, dan sejumlah cawapres potensial lain hingga tenggang pendaftaran capres-cawapres pada Agustus mendatang.
Krusialnya sosok cawapres yang memiliki citra Muslim kuat menggambarkan kekhawatiran bahwa koalisi tradisional yang mengalahkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berpotensi digerakkan untuk membendung Jokowi di 2019.
Sejumlah survei, misalnya survei SMRC, menunjukkan nama JK tetap di urutan pertama mengalahkan cawapres potensial lain seperti putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono.
Agus, seperti dituliskan oleh McBeth, dapat menjadi kuda hitam sebagai cawapres Jokowi jika suara pemilih muda dinilai lebih krusial dari pemilih tradisional Muslim.