TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh puluh tiga CPNS Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) mengikuti Pembinaan Mental dan Fisik (Bintalsik) CPNS Kementerian PANRB di Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam) Jaya, Jakarta Timur.
Bintalsik yang diselenggarakan di Markas Rindam Jaya menjadi pengalaman berharga 73 peserta dimulai sejak 19 Februari 2018.
Sejak pukul 05.00 pagi mereka berkumpul di halaman Kementerian PANRB, untuk berangkat menuju Markas Rindam Jaya di Jl Condet Raya No.55, Pasar Rebo, Jakarta Timur dengan menumpang 3 truk TNI.
Berbagai ekspresi menghiasi wajah para peserta Bintalsik, mulai senang, tegang dan juga deg-degan.
Setibanya di Markas Rindam Jaya yang berada di tersebut, puluhan peserta langsung berbaris rapih di sebuah lapangan untuk mendapat arahan dari para pelatih.
Kegiatan diawali dengan pemberian sebuah kantong plastik pada tiap peserta, yang isinya seragam militer berwarna hitam yang harus digunakan sehari-hari.
Para peserta berbaris rapih membentuk tiga sap dan berjalan menuju mess yang akan menjadi kamar mereka selama 6 hari kedepan.
Pelatih dari Rindam Jaya pun memberikan tenggat waktu 5 menit untuk para peserta mengganti seragam putihnya dengan seragam militer lengkap dengan atribut seperti topi, sepatu, sabuk, dan ikat pinggang, serta tempat air minum.
Para CPNS ini semakin dibuat terkejut saat salah seorang pelatih meminta seluruh peserta untuk mengumpulkan handphone yang telah dimatikan terlebih dulu kedalam sebuah kantong plastik.
Meski banyak yang tampak kebingungan dan heran, pada akhirnya mereka memenuhi permintaan pelatih tersebut. Saking gugupnya, ada beberapa peserta yang tidak hanya mengumpulkan HP, tetapi juga dompet kedalam kantong plastik berwarna merah.
Betapa tidak, kejadian itu tentu tidak pernah terpikirkan di benak mereka sebelumnya. HP yang selalu menemani dan tidak pernah jauh dari pemiliknya ini harus dipisah selama enam hari. Beruntung banyak kegiatan yang harus dilakukan selama di Rindam Jaya.
Adalah Fatin harus rela menahan rindu dengan si buah hati yang baru berusia empat bulan.
Setiap malam ia tak kuasa menitikkan air mata, lantaran tak bisa bertemu, bahkan berkomunikasi dengan anak dan suaminya dengan gadget seperti yang sehari-hari dilakukan.
Betapa tidak, alat komunikasi yang selalu menjadi andalan mencurahkan rasa rindu itu dikumpulkan dan tidak boleh dipergunakan selama enam hari mengikuti Bintalsik.