TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu akan mengevaluasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, menyusul dua insiden kecelakaan hingga menyebabkan korban jiwa.
"Ya pastilah, semua kejadian evaluasi," ujar Ryamizard di komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Menurutnya, dirinya sudah mendapatkan laporan terkait kecelakaan tank dan kapal milik TNI beberapa waktu lalu, namun belum diketahui penyebab utama kecelakaan tersebut.
Baca: Petugas Amankan Penumpang Lion Air yang Bawa Sabu dalam Koper
"Nanti saya cek dulu, kenapa tenggelam," ucap dia.
Sebelumnya, sebuah tank dari kesatuan Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti Purworejo tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Sabtu 10 Maret 2018 lalu.
Ironinya, tank tenggalam itu sedang membawa siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kadispen TNI AD, Brigjen Alfret Denny Tuejeh menjelaskan, insiden itu terjadi pukul 10.15 WIB.
TNI AD sangat menyesalkan kejadian itu dan menyatakan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban yang meninggal.
"Pratu Randy meninggal dunia di RSUD. Dia mengalami kelelahan menyelamatkan anak-anak supaya tidak terbawa arus, dan akhirnya dia sendiri juga terbawa arus. Ibu pengasuh TK, nyonya Iswandari juga meninggal di rumah sakit karena terbawa arus," kata Alfret dalam siaran persnya.
Setelah kejadian tenggelamnya tank, Kapal Motor Cepat (KMC) milik Kodam Jaya dengan nomor lambung AD-16-05 tenggelam di Kepulauan Seribu, Senin 12 Maret 2018. Pangdam Jaya belum ada rencana untuk menarik kapal tersebut ke permukaan.
Kapendam Jaya Letkol Inf Kristomei Sianturi mengatakan penarikan kapal tenggelam itu masih menunggu instruksi dari tim investigasi Kodam Jaya.
Dia menuturkan, sebenarnya mudah mengetahui lokasi kapal tenggelam tersebut. Namun, dia belum tahu, kapal tersebut telah karam di kedalaman berapa