Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kampanye pencegahan stunting atau kekerdilan sangat penting mengajak tokoh agama.
"Itu (kampanye stunting) jadi bukan hanya pemerintah pusat justru pemerintah daerah yang sangat penting karena mengetahui sampai kepada desa. Memberikan perhatian bukan hanya organisasi keagamaan NU, Muhammadiyah, ataupun organisasi keagamaan yang lain sangat penting," kata Kalla saat memberikan sambutan pembukaan Stunting Summit pada Rabu (28/3/2018).
Menurut Kalla, di masyarakat kini cenderung mempercayai apa yang dikatakan tokoh agama, baik pendeta dan ustaz.
Baca: Anak WNI yang Tewas Dibunuh di Kamboja Ingin Pelaku Dihukum Seumur Hidup
"Karena itu kadang-kadang ulama dan pendeta dapat didengar daripada petugas kesehatan. Jadi kalau mau ulama bilang, fardu atau sunah. Beda kalau ketua bappenas yang berbicara. Jadi ini penting semuanya kita libatkan agar memahami hal-hal tersebut," ujar Kalla di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Dia pun berencana akan mengajak Ustaz Abdul Somad agar ikut mensosialisasikan cegah stunting.
"Nanti akan saya bilang dengan Ustaz Somad agar bicara soal stunting. Jadi intinya adalah mari kita bekerja sama bergotong royong sekali lagi masyarakat hadir. Sehingga ada gerakan nasional untuk pencegahan stunting," tutur Kalla.
Dia menegaskan stunting atau kekerdilan tidak dapat diobati sehingga Pemerintah, kementerian dan lembaga terkait serta masyarakat diharapkan dapat mencegahnya bersama.
"Stunting atau kekerdilan itu kita membicarakan bagaimana mencegahnya,karena stunting itu tidak bisa diobati tapi dapat dicegah," kata Kalla.
"Apabila terjadi karena terbatas pada waktu 1.000 hari pertama itu yang sangat menentukan anak itu stunting atau tidak. Jadi Artinya kita harus mempunyai perencanaan yang baik yang mempunyai tujuan yang jangka panjang," lanjutnya.