TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bos PT Bumi Sarana Migas (BSM), anak perusahaan Kalla Group, Solihin Kalla, membantah ada bagi-bagi saham di proyek regasifikasi LNG yang akan dikerjakan perusahannya dengan Pertamina, PLN dan Jepang di Bojonegara, Banten, seperti dugaan selama ini berdasar potongan rekaman pembicaraan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Dirut PLN Sofyan Basyir di media sosial.
"Kami membuka kesempatan peningkatan kepemilikam saham BUMN hingga 25%. Jadi ini bukan soal bagi-bagi fee seperti yang diberitakan di banyak media," ujar Solihin Kalla dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Selasa (1/5/2018).
Solihin mengakui, di mega proyek berkapasitas 500 mmscfd ini, Pertamina dan PLN tidak memiliki controlling share di proyek kerjasama tersebut.
Tapi menurutnya, kondisi pasar gas di Indonesia, untuk pipa distribusi gas didominasi kepemilikannya oleh Pertamina dan PGN.
Sementara konsumsi terbesar atas gas adalah PLN, maka praktis BUMN sebagai offtaker dari Terminal Bojonegara telah mempunyai control atas keberadaan proyek tersebut.
Sebelumnya mantan Dirut Pertamina Elia Masa Manik yang dicopot Rini Soemarno menjanjikan akan meninjau ulang kerjasama dengan Pertamina dengan joint venture BSM, Tokyo Gas dan Mitsui.
Namun, hingga saat ini belum ada update apapun dari hasil review tersebut.
Masih menurut Solihin Kalla, pembangun proyek infrastruktur terminal regasifikasi LNG itu berdasarkan data Kementerian ESDM dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas tahun 2013 – 2030.
Data tersebut menunjukan Jawa bagian Barat akan mengalami defisit neraca gas pada 2023 yang disebabkan oleh berkurangnya dan akan habisnya (depletion) cadangan gas dari Sumatera serta meningkatnya permintaan akan kebutuhan gas.
Mitra dari Jepang, Tokyo Gas dan Mitsui digandeng BSM dalam joint venture ini.
Alasannya karena mereka memiliki pengalaman di bidang LNG dan kemampuan kapasitas pendanaannya.
Baca: Bocor! Obrolan Percakapan Mirip Rini Soemarno dan Sofyan Basyir, Ini Tanggapan Kementerian BUMN
Baca: Bumi Sarana Migas Tawarkan Saham ke Pertamina dan PLN di Proyek Regasifikasi LNG
Apalagi, nilai investasi Proyek Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara ini cukup besar, sekitar Rp10 triliun.
Proyek ini dirintis BSM bersama dua perusahaan Jepang sejak 2013.
BSM kemudian mengajak kerjasama Pertamina dan PLN membangun infrastrukturnya.
Bisnis ini akan dikembangkan dengan model bisnis private public partnership (PPP).