“Dari proses-proses yang sudah berjalan – 10 tahun itu – memang sudah berpikir, sih."
"Sudah berpikir saya harus buang dendam yang memang lama."
"Memang masih ada-lah, dendam-dendam sedikit lah."
"Tapi coba saya hapus," ujarnya.
Hendra menjelaskan, segala hal tidak akan pernah selesai bila dibarengi dengan dendam.
Sebab, kata Hendra, akan muncul para pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.
“Insya Allah. Saya mendukung langkah bapak dulu."
"Dan insya Allah, bapak juga mendukung langkah saya (sekarang),” katanya.
Bukti telah berubahnya Hendra dari seorang pendendam menjadi hormat pada negara dibuktikan dengan kesediaannya menjadi pengibar bendera merah-putih dalam upacara HUT ke-72 RI di sekitar kantor Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), di Lamongan, 17 Agustus 2017 lalu.
Saat itu, Hendra tidak sendiri.
Ia bersama anak mantan teroris lainnya, Syaiful Arif dan Khoerul Mustain, menjadi petugas pengibar bendera pada momen yang juga menjadi perhatian sejumlah media asing itu.
Baik Mahendra, Syaiful, dan Khoerul, ketiganya terlihat sempurna saat menjalankan tugasnya sebagai petugas pengibar bendera.