Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Silahturahmi dan buka puasa bersama duta besar, perwakilan, dan pejabat pemerintah di gelar di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (8/6/2018).
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi tuan rumah penyelenggaran kegiatan ramadan pada hari ke-23.
Jusuf Kalla yang mengenakan baju batik biru menyambut satu per satu tamu undangan sejak pukul 17.00 WIB.
Dalam kegiatan buka puasa dan silahturahmi itu, Jusuf Kalla dan para dubes berbagi cerita masing-masing dalam menjalani ramadan.
Baca: PKS: Survei Internal Kami Pemilih Jokowi Hanya 26 Persen
Kalla pun meminta beberapa Duta besar negara sahabat islam untuk membagi ceritanya dihadapan para tamu.
Duta Besar Maroko untuk Indonesia Benadellah Quadia mengatakan puasa di Indonesia jauh lebih mudah karena waktu puasanya yang cukup singkat dan Indonesia memiliki semangat ke-Islaman yang kuat.
"Puasa di Indonesia lebih mudah karena di Maroko puasa 16-17 jam sehari, sehingga di tengah hari kita biasanya haus. Semangat islam di Indonesia sangat hidup," ujarnya Benadellah yang mengenakan baju khas muslim Maroko berwarna coklat.
Baca: Sikapi Aksi Pelemparan Batu, Kapolres Bekasi Inturksikan Jajarannya Bersiaga Amankan Jalur Mudik
Bagi Dubes Bangladesh Azmal Kabir, suasana ramadan di Indonesia tak terlalu jauh berbeda dengan Bangladesh.
Ia bercerita semua hal yang ada di Indonesia hampir sama di Bangladesh seperti waktu berpuasa dan cuaca saat berpuasa.
"Perbedaan Indonesia dan Bangladesh gak terlalu berbeda jamnya sama, cuacanya sama. Di Bangladesh juga banyak azan," tutur Azmal.
Berbeda dengan Dubes Nigeria Hakeem Balogun yang bercerita tentang shalat tarawih yang ia jalani di Indonesia.
Hakeem mengatakan shalat tarawih di Nigeria biasanya dibacakan surah-surah yang panjang.
"Sedangkan di Indonesia bacaan surahnya pendek-pendek," kata Hakeem.