TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dibukanya tol fungsional yang menyambungkan Pemalang, Jawa Tengah, hingga Madiun, Jawa Timur, menyebabkan kendaraan roda empat banyak beralih ke jalan tol.
Hal ini terlihat dari situasi di Jalan Pantura di daerah Pemalang, Jawa Tengah yang terlihat tidak ramai dengan kendaraan roda empat.
Pantauan Wartakotalive.com, Selasa (12/6), terlihat sepeda motor lebih mendominasi mengikuti jalur mudik di pantura ini.
Selain motor, ada juga kendaraan besar seperti bis antar kota yang melintas di jalur mudik ini.
Namun sebelumnya di daerah Kendal memang terjadi sedikit kepadatan karena keluarnya kendaraan dari tol fungsional karena jembatan Kali Kuto yang belum selesai.
Namun selepas exit tol fungsional Kendal tersebut jalanan kembali lancar karena kendaraan yang akan menuju Madiun kembali diarahkan ke tol fungsional.
Baca: Dikenal Paranoid, Ini 6 Hal yang Harus Disediakan Jika Kim Jong Un Bepergian ke Luar Negeri
Sejak H-7, Wartakotalive.com menyusuri Jakarta hingga Kendal, arus lalu lintas terpantau ramai lancar.
Tidak ada kepadatan yang signifikan dan terlalu panjang, karena pihak kepolisian terus memberlakukan rekayasa lalu lintas.
Hal ini juga dirasakan oleh pemudik lainnya yang merasakan kelancaran lalu lintas jelang H-4 libur Idul Fitri.
"Saya berangkat jam 04.00 pagi sekarang sudah lewat gerbang tol Kertasari," ujar Siti Fatimah kepada Wartakotalive.com saat ditemui di rest area KM244, Senin (11/6).
Sementara itu ketika memasuki tol fungsional dari Pekalongan, tidak ada hambatan yang ditemukan.
Hanya saja, ada penutupan selama kurang lebih 45 menit di exit tol Batang, Jawa Tengah dikarenakan exit Kendal di depan yang mulai padat.
Namun usai dibuka kembali, arus lalu lintas hingga sebelum jembatan Kali Kuto di KM 407 terpantau lancar kembali.
Kendaraan kembali diarahkan keluar Kendal dikarenakan pengerjaan tol jembatan Kali Kuto yang belum selesai.
Jelang penutupan tol fungsional pada pukul 19.00, kepadatan sepanjang dua kilometer terjadi di exit tol Kendal dikarenakan jalur yang menyempit.
"Saya senang sekali sekarang ke Yogyakarta cuma 11 jam, termasuk sudah dua kali istirahat di rest area. Saya pernah tuh ke Yogyakarta sampai 20 jam," tutur penasihat Toyota Innova Owner Club Indonesia (TIOCI), Sutoto Tri Handono, Senin (11/6).
Baca: Moeldoko Imbau Agar Pemudik Hati-hati Lewati Beberapa Ruas Tol Fungsional, Begini Kondisinya
Toto menilai salah satu yang membuat jalan lancar adalah mekanisme pembayaran non tunai dan jalur tol fungsional yang sangat membantu.
Puncak sudah lewat
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa puncak arus mudik sudah berlalu yakni pada H-7 (Jumat, 8/6), sedangkan puncak arus balik diperkirakan terjadi 19-20 Juni 2018.
"Saat ini yang mudik memang masih ada, tapi bukan puncaknya. Secara umum pelaksanaan mudik berkalan lancar dan aman," kata Menhub kepada pers saat meninjau Pos Terpadu THR Operasi Ketupat Candi Tahun 2018 di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (12/6), seperti dilansir Antara.
Dari pantauan Kemenhub, katanya, saat puncak arus mudik tidak terjadi kemacetan parah karena sejumlah jalan tol baik operasional maupun fungsional sudah beroperasi.
Demikian juga dengan kondisi jalan nasional bukan tol, kondisinya cukup baik sehingga banyak dilalui kendaraan pribadi.
Arus balik
Terkait kesiapan arus balik, Budi Karya mengatakan, pemerintah juga telah siap mengantisipasi terjadi lonjakan pada 19-20 Juni 2018.
Dari hasil evaluasi saat ini, hal yang perlu dilakukan kedepan adalah menambah tempat istirahat untuk pemudik terutama di jalan tol.
Selain itu pemerintah pada tahun depan juga ingin meningkatkan kapasitas tampung untuk penumpang bus, kereta api, kapal laut, dan pesawat udara.
Kementerian Perhubungan mengklaim arus mudik Lebaran 2018 lebih lancar ketimbang tahun sebelumnya.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemantauan Kemenhub dari H-8 atau Kamis (7/6) hingga H-3 atau Selasa (12/6).
"Tahun ini tingkat kepadatannya rata rata lebih cair ketimbang tahun lalu, kelancarannya juga lebih baik dari tahun lalu dimana sempat ada kepadatan berapa kilometer. Nah sekarang kita tidak dengar, tidak lihat (ada antrean kendaraan)," ujar Ketua Harian Posko Nasional Angkutan Lebaran 2018, Junaedi, di kantor Kemenhub, Selasa (12/6).
Junaedi mengakui sempat ada kemacetan yang terjadi di ruas tol. Namun, menurut dia kemacetan tersebut cepat terurai.
"Ada memang kepadatan, tapi sebentar sudah bisa cair. Contohnya tadi (kemarin--Red) ada di Tol Cipali, ada kemacetan 12 kilometer, tapi sebentar cair," ucap dia.
Junaedi menjelaskan, kelancaran arus mudik tahun ini terjadi karena masa libur Lebaran yang panjang. Sehingga, masyarakat tak mudik di waktu yang bersamaan.
"Peak season jalan raya itu hari Minggu (10/6). Sekarang ini sisa-siaanya dari (karyawan) swasta. Besok masih akan meningkat, H-2 sama H-1 masih akan terus meningkat," kata Junaedi.
1,4 juta mobil
Kemenhub mencatat sebanyak 1,4 juta kendaraan keluar dari Jakarta sejak H-8 atau Kamis (7/6) hingga H-4 atau Senin (11/6). Kendaraan-kendaraan tersebut keluar dari Ibu Kota melalui ruas tol maupun jalur arteri.
Berdasarkan data yang ada di Posko Nasional Angkutan Mudik Lebaran 2018 Kemenhub, sebanyak 925.240 unit kendaran mengarah keluar Jakarta melalui Tol Jakarta-Merak, Cikarang Utama, Cikampek dan Cileunyi.
Adapun yang keluar Jakarta melalui jalur arteri Merak, Sadang, Balonggandu dan Rancaekek sebanyak 500.062 unit kendaraan. Jumlah kendaraan tersebut terhitung dari H-8 hingga H-4 Lebaran 2018.
Kecelakaan di Cipali
Sementara itu, dalam arus mudik kali ini tak luput dari peristiwa kecelakaan.
Dua petugas tol Cipali meninggal dunia di tempat akibat tertabrak kendaraan pemudik yang melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon, Jawa Barat, tepatnya di KM 126,200 A, Selasa (12/6).
"Korban meninggal dunia dua orang yaitu petugas derek dan patroli tol Cipali," kata Kasatlantas Polres Indramayu, AKP Asep Nugraha di Indramayu, Selasa.
Korban meninggal yakni Fahmi Hasyim (26), petugas patroli LMS, beralamat di Desa Sukareja Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
Korban lainnya petugas derek, Rustiana (44), yang beralamat di Kampung Awipari II Desa Awipari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Tasikmalaya.
Asep mengatakan tabrakan terjadi sekitar pukul 12.05 WIB di jalan Tol Cipali KM 126+200 A Desa Bantarwaru, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.
"Kronologinya minibus Chevrolet B 1192 EVC datang dari Jakarta ke Cirebon. Diduga pengemudi mengantuk, mobil oleng ke kiri membentur kedua korban hingga meninggal dunia," tuturnya. "Saat itu, kedua korban sedang berdiri di bahu jalan arah ke Cirebon menderek kendaraan mogok," katanya.
Sementara itu untuk pengemudi minibus Chevrolet B 1192 EVC atas nama Abdullah (21) saat ini diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Masuk jurang
Kecelakaan juga terjadi di wilayah Sumedang, Jawa Barat. Mobil pemudik yang berisi satu keluarga terjun ke jurang dengan kedalaman 20 meter di Jalan Raya Bandung-Cirebon, tepatnya di Dusun Singkup, Desa Ciherang, Sumedang Selatan, Jawa Barat, Selasa (12/6) sekitar pukul 13.30 WIB.
Tak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Namun, sejumlah korban mengalami luka berat dan ringan.
Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo menjelaskan, mobil Toyota Kijang bernopol F 1712 IB yang dikemudikan Hendi Mulyana (46) itu membawa tujuh penumpang.
Kendaraan melaju dari arah Bandung menuju Cirebon. Jalur di lokasi kejadian menikung ke kiri dan menurun. Saat kendaraan ini melaju, tiba-tiba mobil kehilangan keseimbangan dan oleng ke sebelah kanan.
"Bersamaan dengan itu, dari arah berlawanan datang kendaraan Daihatsu Xenia warna silver bernopol D 1814 UH dikemudikan Wardoyo, lalu terjadi tabrakan," kata Hartoyo, Selasa (12/6).
Xenia itu kemudian terdorong menabrak sepeda motor yang sedang parkir di depan warung, sedangkan Kijang lompat dan masuk jurang. Akibat kejadian tersebut, enam orang mengalami luka ringan dan satu orang luka berat.
Korban dibawa ke RSU Sumedang. Menurut dia, korban di dalam mobil Kijang itu merupakan satu keluarga dari Bogor yang akan mudik ke Sumedang. (m14/m15/Ant/Kompas.com)
Baca selengkapnya di Harian Warta Kota edisi Rabu, 13 Juni 2018