TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakapolri Komjen Pol Syafruddin mengatakan bahwa polisi telah meningkatkan pengamanan di beberapa daerah yang dianggap rawan Pilkada.
Polisi jenderal tiga ini mengatakan Papua, NTT, Sumut, Maluku, Kalbar, Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat berpotensi muncul konflik.
"Saya kan selalu mengatakan bahwa salah satunya itu Papua. Lainnya NTT, itu kan geografis ya. Papua, Maluku Utara. Yang ada potensi konfliknya antara lain Kalbar, Sumut, yang menyangkut demografi begitu besar Jabar, Jatim, Jateng, semua merupakan bagian yang kita waspadai menjadi daerah rawan," kata Syafruddin yang temui di Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (26/6/2018).
Syafruddin menuturkan saat pencoblosan, diperkirakan kondisi keamanan akan berjalan baik.
Baca: Pilkada Serentak Besok, Wakapolri: Pengamanan Terpantau Lancar
Namun, ujarnya, potensi konflik mungkin terjadi justru setelah pemungutan suara.
"Pada saat pencoblosan fine-fine saja. Setelah penghitugan. Penghitungan di TPS, mengangkut ke PPS kecamatan, di situ rawan. Oleh karena itu perlu dikawal. Bukan hanya aparat keamanan, tapi juga media supaya tak ada hal yang bisa terjadi," tutur dia.
Meski demikian, keamanan nasional hingga H-1 Pilkada Serentak esok 27 Juni 2018, Syafruddin menerangkan terpantau aman termasuk persiapan pengamanan.
"Lancar semuanya," jelasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengamini pernyataan Wakapolri.
JK mengatakan situasi saat Pilkada akan berlangsung aman, namun yang perlu diwaspadai adalah usai pemungutan suara.
"Masyarakat juga sudah lebih memahami arti demokrasi. Sehingga berbeda dengan hal-hal yang lain. Karena itulah maka saya yakin akan berlangsung dengan aman. Nanti biasanya terjadi setelah perhitungan. Kalau perhitungan sama akan aman. Harus lebih hati-hati," kata JK yang ditemui di tempat yang sama.