TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai bila Partai Demokrat tetap memaksakan ingin menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto, maka partai berlambang Mercy tersebut berpotensi untuk ditinggal koalisi oposisi.
"Kalau SBY masih ngotot juga, ya resikonya tadi. Partai Demokrat yang akan terpental dari koalisi," kata Qodari saat menghadiri diskusi Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/7/2018).
Qodari menjelaskan AHY memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk kelebihan AHY sudah memiliki modal 2P yakni pertama penampilan, AHY memiliki postur tubuh yang tinggi dan ganteng.
Kedua sudah memiliki Partai tentu saja partai Demokrat. Adapun kekurangan dari AHY yaitu 3P, yakni Program, Panggung dan Prestasi.
“Kalau dia jadi menteri dia punya panggung, kalau dia bisa jadi menteri dia bisa punya prestasi, yang akan menjadi modal dia untuk tahun 2024 akan datang,” katanya.
Sementara soal ijtima ulama GNPF yang merekomendasikan Salim Segaf dan Ustaz Abdul Somad akan dipertimbangkan betul oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Salim Segaf dan Abdul Somad sendiri direkomendasikan untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo di Pemilu 2019.
Dua nama tersebut selanjutnya akan diserahkan ke parpol yang tergabung dalam Koalisi Keumatan untuk dipilih.
"Menurut saya ijtima ulama tadi malam salah satu momentum penting. Itu satu pertimbangan yang akan di kalkulasi secara serius oleh Pak Prabowo karena ia melihat faktor ulama itu penting," ujar Qodari.
Sebagaimana diketahui, hasil Ijtima Ulama memutuskan merekomendasikan Ustaz Abdul Somad dan Salim Segaf Aljufri sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto. Namun, untuk keputusan akhirnya, Ijtima Ulama menyerahkan sepenuhnya ke Koalisi Keumatan.
Menurut Juru Bicara PA 212, Novel Bamukmin, berdasarkan hasil Ijtima Ulama sebagaimana saran dari Imam Besar Habib Rizieq Shihab, agar mengusung capres dan cawapres dari kalangan nasionalis dan agamais.
"Hasilnya muncul kedua cawapres dari kalangan agamais yaitu Ustaz Abdul Somad dan Salim Segaf Aljufri dan GNPF menyerahkan dua pilihan itu ke partai Koalisi Keumatan," tukasnya.