Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia bidang kepemudaan, Dedek Prayudi, mengecam ucapan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengatakan jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebanyak 100 juta jiwa, yang disebut oleh Ketua Fraksi Demokrat, Marwan Cik Asan, mengikuti standard Bank Dunia.
"Saya mengecam kesesatan yang diucapkan oleh mantan Presiden RI tersebut," kata Uki, sapaan karibnya, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (2/8/2018).
Mantan peneliti kebijakan United Nations Population Fund itu membeberkan data kemiskinan Indonesia versi Bank Dunia.
"Bank Dunia menggunakan standard USD 1,9 per hari sebagai garis kemiskinan. Tren kemiskinan Indonesia menurut Bank Dunia menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, termasuk di saat SBY berkuasa,"ujarnya
Uki menerangkan bahwa Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan ada pada level 11,3% pada tahun 2014 dan turun menjadi 10,6% pada tahun 2017. Sedangkan tahun 2018, karena tahunnya masih berjalan dan belum tersedia datanya.
"Tapi yang jelas, pola penurunan dan level kemiskinan Indonesia versi Bank Dunia mirip dengan versi BPS dan yang belum ada, jangan diada-adakan," katanya.
Uki justru balik menyindir tren kenaikan ketimpangan ekonomi yang terjadi di zaman pemerintahan SBY.
"Masih menurut Bank Dunia, ketimpangan si kaya dan si miskin justru meningkat paling tajam di zaman pemerintahan pak SBY sejak era reformasi. Ketimpangan tersebut turun sejak Jokowi menjabat," ucap Uki.
Uki memohon kepada mantan Presiden RI itu untuk lebih jujur dalam mengeluarkan statement tentang kemiskinan.
"Kalau tidak mau menggunakan data BPS sebagai rujukan, silakan. Tapi mohon kami-kami yang masih muda ini diajarkan berpolitik yang jujur. Jangan karena tidak berkoalisi dengan pak Jokowi, lantas menjelek-jelekkan dengan kabar menyesatkan. Kasihan rakyat, jangan dibohongi," kata Uki.
Sebelumnya, pada kunjungan Ketua Umum Partai Demokrat, SBY ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, disebutkan SBY bahwa jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 100 juta orang.
Oleh karena itu, SBY berharap Prabowo dan pendampingnya nanti, jika memenangi Pilpres 2019, harus menaruh perhatian pada nasib 100 juta orang miskin itu.
"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi mereka itulah yang harus dijadikan prioritas pemimpin dan pemerintahan mendatang untuk mengatasinya secepat-cepatnya," ujar SBY.