"Dengan adanya platform penghasil sampah bisa membuat akun ini (SampahLink), sampahnya mau didonasikan atau menjualnya. Tinggal pencet saja, lokasinya dimana, nanti kita jemput sampah yang bisa didaur ulang," terang Moses Mayer.
Sedangkan keuntungan didapat dari para pemulung dan pengepul sampah yang tergabung dalam 'SampahLink Troop'(pengumpul sampah) kata Moses Mayer , mereka bisa mendapatkan sampah lebih banyak dan bisa mereka jual.
"Saya membuat SampahLink ini bukan mencari untung. Tapi intinya saya mau membantu para pemulung agar taraf hidupnya lebih baik," kata Moses Mayer.
Moses Mayer menambahkan, SampahLink juga menyediakan dana untuk pemulung dan pengepul sampah (SampahLink Troop)(pengumpul sampah) untuk mendapatkan kendaraan dan gerobak untuk membantu mereka mengangkut sampah yang mereka kumpulkan.
"Dengan demikian kami juga berusaha meningkatkan kesejahteraan serta memberdayakan para pemulung yang bekerja sama dengan kami," kata Moses Mayer.
Sementara itu, Bojes 'AFI' yang turut memeriahkan sosialisi platform SampahLink mengaku sangat kagum apa yang diwujudkan Moses Mayer.
"Saya nggak menyangka dia kepikiran aja buat aplikasi seperti ini. Apalagi usianya baru 16 tahun," kata Bojes 'AFI'.
Apalagi kata Bojes, platform ini untuk membantu para pemulung agar bisa mendapatkan penghasilan lebih besar ketimbang selama ini berkeliling satu tempat ke tempat lain mencari sampah.
"Dengan adanya aplikasi ini pemulung bisa langsung jemput bola istilah dari si pemilik sampah. Asli keren banget," kata Bojes 'AFI'.
Kadang dapet enggak.. Dengan aplikasinya ini jelas dapat. Keren aplikasinya. Begitu juga diungkapkan musisi harpa Gabriella Gwen, menurut dia aplikasi patut diapresiasi.
"Ini membuka jalan bagi masyarakat yang membutuhkan dengan cara menyediakan sarana atau wadah dan dukungan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik," ungkap musisi harpa Gabriella Gwen.