Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, menyayangkan penggunaan simbolisasi agama pada saat melakukan karnaval. Menurut dia, pawai budaya harus disesuaikan dengan khasanah budaya Indonesia.
Baca: Ini yang Akan Disampaikan Joni Saat Bertemu Presiden Jokowi Besok
Pernyataan itu disampaikan menanggapi pelibatan anak didik TK Kartika V Kota Probolinggo, Jawa Timur dalam karnaval. Anak didik menggunakan cadar dan membawa replika senjata api.
"Hal ini patut disayangkan, karena terkandung sosialisasi ajaran radikalisme melalui visualisasi atribut," tutur Susanto, dalam keterangannya, Minggu (19/8/2018).
Untuk itu, dia meminta banyak pihak khususnya pendidik di sekolah PAUD, SD, SMP, dan SMA tidak menjadikan simbol gerakan radikal sebagai bahan lucu-lucuan pertunjukan karnaval. Apalagi jika pemakaian atribut cadar dan replica senjata diniatkan untuk hal serius.
Selain itu, KPAI juga meminta kepada Kantor Kementrian Agama Kota Probolinggo untuk melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah tentang ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamiin.
"Simbolisasi Islam dan ajaran Rasulullah agar tidak dinisbatkan pada simbol kekerasan sebagaimana sering diasosiasikan dengan simbol Taliban/ISIS," ujarnya.