TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus angkat bicara soal hasil riset terbaru yang memposisikan elektabilitas partai itu merosot ke peringkat nomor tiga jelang pemilu 2019.
Perubahan dukungan itu terjadi tidak berlangsung lama karena survei pada Juli tahun ini, Golkar masih berada di urutan kedua.
Atas hasil survei dengan 11,3 persen, kata Lodewijk, Golkar berharap kadernya yang menjadi calon legislatif bekerja terjun turun ke bawah.
Mantan danjen Kopassus itu menegaskan, kekuatan partai berlambang pohon beringin bukan pada persepsi survei.
"Kekuatan Golkar bukan di hasil survei tapi justru di jaringan," ujarnya, saat ditemui di Hotel Bidakara, Jumat (14/9/2018).
Menurut Lodewijk, uang yang disebut suap proyek PLTU Riau 1 itu dikembalikan atas insiatif pribadi, bukan datang atas instruksi Partai Golkar.
"Ini bukan partai, ini individu ya. Jadi bedakan antara individu dan partai," kata Lodewijk.
Dirinya juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa uang suap juga turut mengalir untuk kegiatan Partai Golkar, yaitu musyawarah nasional luar biasa pada 2017.
Pimpinan Golkar pun sudah berulang kali mengingatkan kepada setiap kadernya agar segera mengembalikan uang itu jika menerimanya.
Lodewijk juga menegaskan, kasus yang menyeret dua politikus Golkar tidak ada kaitan dengan Partai. Maka ia menyerahkan kelanjutan kasus itu kepada KPK.
"Jadi, jangan ranah hukum kita bahas di sini, tidak tepat, biar saja berproses," katanya.