TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Braman Setyo mengatakan, salah satu implementasi dari penyaluran dana bergulir adalah menggerakkan kewirausahaan di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda di Indonesia.
“Oleh karena itu, salah satu program kami itu dengan memberi akses permodalan bagi pengembangan wirausaha dari kalangan alumni atau mahasiswa perguruan tinggi untuk dapat mengakses pembiayaan atau modal bisnis", kata Braman pada acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Bisnis Kewirausahaan dan Start-Up LPDB KUMKM di Universitas Prasetiya Mulya, Serpong, Selasa (25/9/2018).
Di depan sekitar 400-an mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya, Braman menekankan, perguruan tinggi merupakan motor penggerak untuk menciptakan para wirausaha dari kalangan terdidik, dimana mereka lahir dari inkubator bisnis yang ada di kampus masing-masing.
“Kami memahami, beberapa kendala yang kerap dihadapi para wirausaha pemula itu, diantaranya kualitas SDM, inovasi teknologi, hingga pembiayaan atau permodalan. Oleh karena itu, LPDB KUMKM hadir dan menjawab tantangan itu, khususnya yang terkait dengan kendala permodalan", tandas Braman.
Untuk itu, lanjut Braman, tahun ini LPDB KUMKM menyiapkan dana bergulir sebesar Rp100 miliar yang bisa dimanfaatkan para wirausaha pemula di lingkungan perguruan tinggi untuk meningkatkan kapasitas usahanya.
“Saya mengajak para mahasiswa semester akhir dan juga para alumni perguruan tinggi untuk segera mengakses dana bergulir di LPDB KUMKM", jelas Braman.
Baca: Mahasiswa Prasetiya Mulya Berkesempatan Kuliah di Luar Negeri Melalui Program Study Abroad
Terlebih lagi, kata Braman, untuk para wirausaha pemula mengakses dana bergulir terbilang mudah dan tidak rumit. Cukup melampirkan domisili usaha dari kecamatan, sudah enam bulan menjalankan usahanya, dan nantinya ada jaminan dari masing-masing orangtua sebagai guarantor.
“Dengan maksimal pinjaman Rp 50 -250 juta per wirausaha dan dengan bunga sangat rendah yaitu di bawah 10% per tahun menurun, diharapkan itu bisa dimanfaatkan kalangan mahasiswa. Namun, saya tekankan ini bukan dana hibah, melainkan pinjaman yang harus dikembalikan", bagi alumni dan mahasiwa yang sudah memiliki bisnis yg sudah jalan dan memiliki badan hukum (PT/CV/UD) bisa langsung ke LPDB, bunga lebih rendah hanya 5% sliding (menurun)," jelas Braman.
Untuk lebih mempercepat laju penyalurannya, Braman menyebutkan LPDB KUMKM juga melibatkan peran perusahaan penjaminan, seperti Perum Jamkrindo bagi yang tidak memiliki jaminan.
“Penandatanganan MoU antara LPDB dengan Universitas Prasetiya Mulya ini merupakan pilot project yang nantinya diakselerasikan ke berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia", ungkap Braman.
Sementara Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof Djisman Simandjuntak mengatakan, dirinya sudah sejak lama melihat peran UMKM dalam perekonomian nasional, namun pertumbuhannya dianggap belum terlalu signifikan.
“Saya melihat jumlahnya sangat banyak, tapi yang terbilang sukses masih sedikit", diakui oleh Prof Djisman.
Padahal, kata Prof Djisman, dari bisnis tradisional yang ada di Indonesia, bisa menjadi peluang bisnis yang besar dan banyak menghasilkan unit bisnis yang prospektif. Misalnya, kita fokus menggarap oleh-oleh Nusantara, dimana bahan bakunya tersedia begitu banyak. "Kata kunci suksesnya hanya satu, yaitu harus mendapat sentuhan teknologi", tandas Prof Djisman.
Prof Djisman juga prihatin terkait masih sedikitnya pengusaha yang lahir dari perguruan tinggi. Padahal, ada lebih dari 4000-an perguruan yang ada di Indonesia.
“Lulusan sarjana saat ini saya nilai lebih condong menjadi pegawai. Padahal, negeri ini banyak membutuhkan kehadiran pengusaha dengan segala ukuran usaha dan di segala sektor. Saya menginginkan sedikitnya 20% lulusan perguruan tinggi itu menjadi pengusaha", tukas Prof Djisman lagi.
Prof Djisman mencontohkan negara-negara maju seperti Jerman, Jepang, hingga China, yang memiliki jumlah pengusaha sangat banyak. "Dalam hal itu, perlu keterlibatan perguruan tinggi secara masih dalam menggerakkan semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa. Membangun jutaan wirausaha yang sukses itu artinya dia mampu berdiri kokoh dan juga tumbuh", kata Prof Djisman.
Mediator Wirausaha
Dalam kesempatan yang sama, Plt Deputi Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto menegaskan, perguruan tinggi itu merupakan mediator yang tepat dalam membangun jiwa wirausaha pemula di kalangan generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa.
"Dengan begitu, diharapkan para lulusan sarjana dari perguruan tinggi tidak lagi menjadi -job seeker- melainkan -job maker-,” kata Rully.
Rully juga menyebutkan pentingnya peranan perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas SDM suatu bangsa. Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka akan lahir generasi muda yang memiliki daya saing tinggi.
"Apalagi, kita sudah masuk pada era revolusi industri 4.0 yang suka tidak suka harus kita hadapi. Kita ada di babak baru dimana semuanya serba cepat dengan teknologi. Kalau tidak, kita akan ketinggalan", ujar Rully.
Rully mengakui, rasio kewirausahaan Indonesia terus meningkat hingga sekarang berada di level 3,10%. Sayangnya, penyebarannya belum merata dan masih menumpuk di Pulau Jawa saja. "Oleh karena itu, kita akan terus menyebarkan virus kewirausahaan ke kalangan generasi muda dan mahasiswa. Di sini juga kita butuhkan peran dari LPDB KUMKM," kata Rully.