Gaji minim sebagai guru honorer juga memaksa perempuan 40 tahun ini harus tampil dalam kesederhanaan.
Karena tak mampu membeli sepatu, dia terpaksa memakai sepatu usang dengan kondisi lem terkelupas pada beberapa bagian.
"Daripada tidak pakai sepatu, seadanya dipakai. Belum ada (uang) yang bisa dibuat untuk beli sepatu lagi," kata Samiyati, mengakhiri perbincangan dengan Kompas.com.
Tuntutan Honorer Ratusan tenaga honorer di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berunjuk rasa, Rabu (3/10/2018).
Mereka menuntut agar seleksi CPNS 2018 dibatalkan.
Tuntutan lain demonstran yakni meminta pemerintah mengangkat honorer Kategori dua (K2) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan penyelesaian permasalahan tenaga honorer K2 tanpa dibatasi usia.
Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Bupati Jombang Sumrambah menyatakan, akan memperjuangkan aspirasi para guru dan tenaga honorer.
"Intinya kita akan support, salah satunya meminta agar pemerintah pusat mengkaji ulang soal rekrutmen CPNS tahun ini," bebernya.
Pemkab Jombang, lanjut Sumrambah, akan menggelar pertemuan dengan perwakilan honorer, Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pendidikan dan Instansi lainnya, serta DPRD Jombang.
"Jum'at besok akan kita diskusikan bagaimana menyelesaikan masalah teman-teman honorer ini," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Samiyati, Guru Honorer di Jombang yang Tak Mampu Beli Sepatu"
Penulis : Kontributor Jombang, Moh. Syafií