Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akbar Tandjung (AT) Institute menggelar Sekolah Kepemimpinan Politik Bangsa (SKPB) yang ke-6 kalinya untuk mendidik calon-calon pemimpin negeri ini.
Penggagas AT Institute, Akbar Tandjung, membuka langsung SKPB di kantornya, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
"Dimana sekolah ini tidak lain maksudnya adalah untuk membuka kesempatan pada orang-orang muda, terutama bagi mereka yang aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan," terang Akbar.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar itu juga menjelaskan tujuan dari diadakannya SKPB.
Akbar menjelaskan, satu di antaranya ialah untuk memperkaya pengetahuan terkait dengan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
"Termasuk yang berkaitan dengan hubungan politik juga mereka mendapatkan itu dalam pendidikan kepemimpinan bangsa ini," katanya.
Salah satu pengajar di SKPB adalah Romo Benny Susetyo.
Menurut Akbar, Romo Benny sangat paham dalam ilmu etika politik.
Hal tersebut, kata Akbar, sangat dibutuhkan bagi kaum muda sebelum terjun ke dunia politik.
"Kemudian juga yang memahami soal nilai-nilai yang dianut oleh sistem suatu negara. Seperti di Yunani, yang dikenal tokoh-tokoh seperti Socrates, Aristoteles, dan Plato," ungkapnya.
Selain itu, dalam SKPB tersebut, para kaum muda juga akan mendapatkan pengajaran soal-soal yang berkaitan dengan masalah politik, masalah partai politik, dan masalah demokrasi.
"Dimana mengenai partai politik, saya termasuk yang memberikan secara materi. Tapi masalah hukum, ekonomi, masalah luar negeri, masalah-masalah yang terkait dengan kebangsaan dan kenegaraan, itu disampaikan oleh mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup di bidang masing-masing," tutur Akbar.
Sejumlah tokoh yang ahli di bidangnya diberi mandat oleh Akbar menjadi pengajar.
Di antaranya adalah Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Franz Magnis Suseno, Romo Benny Susetyo, Salim Said, Faisal Basri, Aidul Fitriciada Azhari.
Sementara itu, peserta SKPB ini merupakan pimpinan tingkat pusat dari organisasi-organisasi mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus.
"Pesertanya ada HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, KAMMI, dan IMM. Saya bersyukur pada Tuhan, saya masih bisa memberikan warisan atau legacy kepada junior-junior saya," kata Akbar.