News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

La Nyalla Yakin Tuduhan yang Sebut Kapolri Menerima Suap Tak Benar

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

La Nyalla Mattalitti

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Kadin Jawa Timur, La Nyalla Matalitti, turut berkomentar terkait isu Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menerima suap hingga miliaran rupiah. Nama Tito mencuat dalam beberapa waktu terakhir karena dikaitkan dengan isu buku merah.

La Nyalla meyakini orang seperti Tito yang dikenal memiliki integritas dan reputasi baik dan dipercaya publik luas, tidak akan menerima suap seperti yang dituduhkan.

Baca: DigosipkanTak Akur dengan Mertua, Raffi Ahmad Tertangkap Kamera Sengaja Masak dan Suapi Rieta Amalia

Baca: Suami Najwa Shihab Beberkan 3 Hal yang Tidak Disukai dari Sang Istri

Kasus ini, kata dia, lebih berdimensi politik semata dan sudah pernah diangkat pada tahun 2017.

"Kalau sekarang diangkat lagi gara-gara Pak Amien (Amien Rais, - red) diperiksa di Polda Metro, nggak usah ditambah gaduhlah apalagi ini tahun politik. Orang jangan dibuat curiga," ujar La Nyalla, dalam keterangannya, Senin (15/10/2018).

Diketahui, Amien Rais sendiri saat diperiksa sebagai saksi di Polda Metro Jaya sempat mendesak Tito untuk mundur dari jabatannya. Hal itu terkait dengan adanya dugaan Tito menerima suap.

Ia mengaku tidak setuju dengan pendapat Amien Rais tersebut karena jenderal bintang empat itu sudah pada jalur yang benar.

“Kemarin saya baca Pak Tito disuruh mundur, untuk apa Pak Tito mundur? Saya rasa nggak perlu mundur lah karena Pak Tito sudah on the track. Kalau ada orang ngomong begini begitu nggak usah didengerin lah yang penting tidak menyalahi aturan,” katanya.

Selain itu, ia juga menyoroti ihwal nama mantan Kapolda Metro Jaya yang disebut-sebut ada di dalam buku merah itu.

Ia tidak yakin bahwa hal itu bisa dibuktikan secara hukum. Alasannya, bila benar yang bersangkutan menerima suap, La Nyalla menilai karier Tito tidak akan secemerlang saat ini di Korps Bhayangkara.

"Kalau yang disampaikan tadi buku merah, mau merah, mau putih, mau hitam, ini apa? Memang terbukti? Kalau misalkan Pak Tito terbukti harusnya bukan sekarang, sudah dari dulu. Ini kok sekarang diangkat?," tuturnya.

"Kalau (kasus) Pak Tito dibuktikan juga saya yakin nggak akan ada buktinya, apalagi hanya dilihat dari CCTV ya katanya dirobek-robek kan masih katanya. CCTV juga bukan sebagai alat bukti, itu kalau diteruskan (ke proses hukum)," imbuh La Nyala.

Lebih lanjut, ia mencium adanya upaya untuk membenturkan lembaga kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus ini. Lagi-lagi tujuan utamanya, kata dia, ada pihak yang coba mengambil mau keuntungan politik.

"Ini saya lihat ada tanda-tanda polisi mau diadu sama KPK, terus nanti Pilpresnya chaos. Kalau pilpresnya chaos batal semua nanti. Jangan sampai terjadi seperti itu lah, jadi kita harus hati-hati," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini