Hari-hari Ramna dan Arifin dilalui di tenda pengungsian yang tidak jauh dari pekuburan Petobo.
Mereka hidup dari pasokan pangan posko bantuan.
Baca: Tatapan Kosong Niswati di Depan Rumahnya yang Tertelan Bumi Pascabencana Likuefaksi di Palu
Ia tidak sendirian, ada ribuan orang yang mengalami nasib sama, bahkan banyak yang kehilangan anggota keluarganya.
Tempat pengungsian Ramna memang hanya tenda yang didirikan di tanah samping jalan, siapa saja bisa menyinggahi, termasuk sanak saudaranya yang membawa bantuan untuk keluarga ini.
Namun serombongan sapi dan kambing juga sehari-hari menyinggahi tenda-tenda ini, mereka mencari rumput atau kulit pisang yang dibuang pengungsi.
Jika tidak segera dihalau, satwa peliharaan ini bisa menabrak-nabrak tenda, juga membuang kotoran seenaknya di sembarang tempat.
“Kami berharap ibu bisa sehat dan pulih kembali,” kata Arifin.(Kompas.com/Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Korban Likuefaksi: Ramna Dimuntahkan Bumi dan Ibunya yang Terimpit Beton"