Untuk semua produknya, Dody memberikan garansi selama enam bulan. Garansi yang dimaksud adalah jika ada goresan di kaca yang biasanya muncul saat pemasangan.
"Kalau ada goresan seperti ini yang biasanya muncul saat pemasangan," kata Dody sambil menunjukkan goresan sepanjang sekira setengah telunjuk orang dewasa di kaca anti peluru di depannya.
Dody menjelaskan, ada tiga hal yang mempengaruhi daya tahan kaca terhadap peluru. Pertama jenis peluru dan senapannya. Kedua tebalnya lapisan kaca. Dan ketiga adalah jarak tembak dan sudut tembak.
"Semakin lurus atau 90 derajat maka akan semakin besar daya tembusnya. Kalau semakin diagonal semakin besar daya pantulnya," jelas Dody.
Sebagai pengusaha yang membawa produk kaca film tahan peluru di Indonesia pada tahun 2005, Dody mengatakan sampai sekarang tidak ada kaca film anti peluru.
Ia bercerita, dulu sempat menjual produk kaca film yang diklaim tahan peluru, namun setelah bertahun-tahun pengujian, produk impor yang dibawanya ternyata tidak bisa menahan terjangan peluru.
"Saya sendiri tidak berani mengklaim itu kaca film anti peluru. Saya menyebutnya itu kaca pengaman atau anti ledakan bom. Kalau sekarang ada yang mengklaim ada kaca film anti peluru, ya pelurunya apa dulu. Kalau senjata api ya pasti jebol," kata Dody.
Namun, Dody juga menambahkan, bisa saja kaca film yang diklaim anti peluru itu tidak tembus peluru apabila ditembakkan dari jarak yang lebih jauh dari jarak efektif peluru atau sekadar senapan angin.
"Kalau dengan kaca biasa, kemudian ditempelin kaca film itu, ditembakkan dengan sudut 90 derajat atau lurus, saya jamin jebol, tembus," kata Dody.
Dody mengatakan kaca film pengaman itu memang jauh lebih murah.
Harga per meter perseginya antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per meter persegi.
Namun, kaca film pengaman itu juga yang biasanya digunakan di mobil. (tribunnetwork/git/coz)