Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin memperingati Hari Santri Nasional 2018 bersama ribuan santri Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ma'ruf mengingatkan kaum santri harus merasa memiliki peran, sebab kehadirannya dihargai dan diperhitungkan oleh negara.
"Santri harus merasa punya peran karena dia dihargai dan diperhitungkan oleh negara," kata Ma'ruf ditemui usai menghadiri apel peringatan HSN di Lapangan Dadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22/10/2018).
Hal itu guna membangkitkan kembali semangat para santri membela NKRI dalam perayaan peringatan HSN ke-3 yang jatuh pada hari ini, 22 Oktober 2018.
"Jadi kita ingin memberikan semacam stimulan terhadap semangat para santri. Artinya santri itu harus punya semangat mengabdi pada bangsa dan negara," imbuhnya.
Semangat tersebut tak hanya dalam mempertahankan mengusir penjajah, tapi juga mengisinya dengan pembangunan mendukung penghapusan kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan.
Peran serta para santri dalam segala aspek pun perlu ditingkatkan dalam berbangsa dan bernegara.
"Bukan hanya saja dalam mempertahankan mengusir penjajahan, tapi mengisi pembangunan, menghilangkan kemiskinan, dan membangun kesejahteraan. Santri harus mengambil peran di dalam segala aspek. Saya kira itu," terang Ma'ruf.
Ma'ruf juga mengutarakan harapannya bagi para santri dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan menyiapkan diri agar bisa berbicara banyak, mengasah kemampuannya dengan kompetensi-kompetensi.
Dengan begitu, secara signifikan bisa terlibat memajukan Indonesia.
"Karena itu santri harus siap untuk mengabdi. Juga tidak hanya semangat tapi juga harus punya kemampuan dan kompetensi," pungkasnya.
Dalam apel peringatan HSN di Tasikmalaya itu, turut dihadiri Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua PBNU Marsudi Syuhud serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Apel peringatan HSN ini dihadiri oleh 60 ribu santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Barat. Dengan rincian sebanyak 20 ribu santri asal Kota Tasikmalaya, 12 ribu dari Kabupaten Tasikmalaya, dan sisanya berasal dari Sumedang, Ciamis, Pengandaran dan sekitarnya.