TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Badan SAR Nasional (Basarnas) menggunakan peralatan modern untuk mencari puing pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang.
Peralatan moderen itu seperti alat yang digunakan saat mencari kapal yang tenggelam di Danau Toba beberapa waktu lalu.
Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi mengatakan saat ini pencarian menggunakan alat multi beam yang dapat mendeteksi benda di dasar laut.
"Pencarian kami lakukan menggunakan peralatan modern. Seperti yang kami lakukan di Danau Toba untuk mendeteksi objek di dasar laut," ujar Syaugi dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018).
Baca: Korban Pesawat Ini Baru Dua Minggu Menikah
Syaugi menuturkan saat ini pencarian bangkai pesawat Lion Air dipusatkan pada titik hilangnya pesawat berdasarkan data AirNav.
"Kami kirim 3 kapal besar dengan ukuran 40 meter dengan tim lengkap ditambah lagi 1 helikopter," ujar Syaugi.
Syaugi menjelaskan hari ini timnya telah melakukan penyelaman ke dasar laut sedalam 35 meter.
Penyelaman tersebut menggunakan pola strategi tertentu untuk membaca pergerakan benda didasar laut berdasarkan arus laut dan angin.
"Menggunakan pola tertentu apabila benda tenggelam di laut menggunakan data cuaca realtime sehingga dapat dihitung pergerakannya," ujar Syaugi.
Syaugi menjelaskan sesuai SOP Basarnas, pencarian akan dilakukan selama 7 hari dan akan ditambah 3 hari bila belum menemukan titik terang.
"Kalau masih belum ketemu, akan kami tambah," terangnya.
Sebagai tambahan informasi, siang tadi Basarnas telah menemukan puing pesawat yang mengambang di perairan sekitar laut Jawa.
Hingga pukul 11:00 WIB, Basarnas telah mengangkut seluruh puing yang terambang dan disimpan di Pelabuhan Tanjung Priok.