TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan, Noor Thoha ikut merasakan duka yang mendalam atas insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Kerawang, Jawa Barat, Senin (29/10) kemarin.
Keponakan Thoha, Putty (19) merupakan pramugari yang ikut dalam penerbangan Lion rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Saat dihubungi Tribun Kaltim, Noor Thoha menuturkan, keponakanya merupakan pramugari yang masih berstatus training dan tinggal di Mess Lion Air di Jakarta.
Putty adalah anak dari adiknya dan sempat sekolah di SD Sumber Rejo, Balikpapan Tengah dan kemudian melanjutkan sekolah di Jawa.
"Dulu sempat sekolah di Balikpapan dan ikut kartu keluarga (KK) saya," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (30/10).
Saat ini dirinya sedang berada di rumah sakit Polri Jakarta guna menunggu kejelasan dari tim evakuasi terkait penemuan korban-korban.
"Kami sekeluarga lagi ada di rumah sakit Polri menunggu kejelasan. Kami lihat banyak kantong jenazah yang dibawa tim evakuasi, tapi sepertinya masih potongan-potongan tubuh saja," jelasnya.
Menurutnya, kecil kemungkinan para korban dapat ditemukan selamat, walaupun demikian dirinya tetap berhaap keponakannya dapat ditemukan secara utuh.
"Kalau ditemukan selamat kecil kemungkinannya mas, yang penting intinya ditemukan utuh dulu keponakan saya," harapnya.
Dijelaskan Thoha, dirinya telah menganggap keponakannya tersebut seperti anaknya sendiri, bahkan hingga saat ini dirinya tetap memberikan uang saku untuk biaya hidupnya di Jakarta.
"Saya ketemu lebaran dan terakhir saya ketemu minggu lalu pas saya pulang ke Jawa," katanya.
Sementara, duka juga dirasakan Aseng, pemilik Coto Makassar di Samarinda.
Menantunya bernama Yoga Perdana menjadi satu di antara penumpang dari 189 penumpang di pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairang Karawang, Jawa Barat.
Istri korban, anak Aseng saat ini tengah mengandung anak kedua. Penelusuran Tribun Kaltim, rumah makan coto Makassar Marannu yang terdapat di jalan DI Panjaitan dan Karang Asam tetap buka seperti biasa.