TRIBUNNEWS.COM - Lima ratus hari telah berlalu sejak penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pada 11 April 2017.
Pagi itu, Novel yang dalam perjalanan pulang ke rumahnya seusai menunaikan shalat shubuh di masjid, disiram air keras oleh dua orang tak dikenal.
Hingga hari ini, Kamis (1/11/2018), hari ke-500 pasca-penyerangan, pelakunya belum terungkap, demikian pula dalangnya.
Menurut Novel, penyerangan terhadapnya sengaja tak diungkap.
"Saya ingin menyampaikan bahwa penyerangan kepada saya adalah penyerangan yang sengaja tidak diungkap. Saya katakan, sengaja tidak diungkap," ujar Novel pada diskusi di Gedung Penunjang KPK, Jalan Kuningan Persada, Kamis.
Baca: WP KPK Peringati 500 Hari Teror Novel Baswedan
Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang belum dibentuk hingga saat ini juga menguatkan pendapat Novel.
Dalam beberapa kesempatan, Polri menyatakan masih melanjutkan proses penyelidikan kasus ini.
Akan tetapi, Novel tak yakin kasus ini akan diusut tuntas. Menurut dia, proses penyelidikan hanya formalitas.
"Jadi kalau seumpama dikatakan ada proses yang berlangsung, saya katakan proses itu formalitas. Saya duga kuat proses itu formalitas," ujar Novel.
Akibat serangan yang dialaminya, Novel harus menjalani serangkaian operasi untuk penyembuhan matanya.
Proses penyembuhan juga dilakukan di rumah sakit yang berada di Singapura.
Menurut diagnosa dokter yang merawatnya saat itu, mata kiri Novel mengalami kerusakan 100 persen.
Sementara, mata kanan Novel mengalami kerusakan 50 persen.
Baca: Sudah Perintahkan Kapolri untuk Usut Kasus Novel Baswedan, Jokowi: Masa Dikit-dikit Saya Ambil Alih
Sejumlah aktivis antikorupsi telah mendesak Jokowi untuk membentuk tim independen dalam penanganan kasus tersebut. Apalagi, kasus itu telah berlalu tanpa ada satu pun pelaku yang ditangkap polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul "Kata Novel Baswedan, Kasus Penyerangannya Sengaja Tak Diungkap"