News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Lion Air Jatuh

Bantu Evakuasi Korban, Tim Kopaska ke Laut Pagi Sekali, Kembali ke Posko Setelah Matahari Tenggelam

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Dislambair TNI AL menunjukkan turbin pesawat Lion Air PK-LQP di kapal LCU-II KRI Banda Aceh yang bersandar di dermaga JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (3/11/2018). Selanjutnya, turbin pesawat tersebut akan diperiksa oleh tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Selama masa pencarian yang memasuki hari kelima, satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) jarang sekali terlihat saat siang hari di Posko Pantai Pakis Karawang.

Posko mereka juga tergolong jauh dari posko lainnya yang berada di bibir pantai.

52 personel yang dipimpin oleh Kolonel Laut Johan Wahyudi, pasukan khusus TNI AL itu selalu berangkat pagi-pagi sekali ke tengah laut, bahkan sebelum matahari terbit.

Begitu pula saat kembali dari laut. Pasukan yang biasa mengenakan kaos berwarna biru dan celana pendek itu, datang setelah matahari tenggelam.

Kolonel Laut Johan Wahyudi kepada Tribun mengatakan pembagian tugas untuk mereka memang sepagi mungkin sudah berada di lokasi pencarian.

Di sana, mereka segera bergabung dengan tim dari berbagai elemen.

"Kami pukul 07.00 WIB itu sudah harus sampai lokasi. Kalau perlu lebih cepat. Di sana, kita bergabung dengan tim lainnya," kata Johan Wahyudi di Karawang, Jumat (2/11/2018).

Johan mengatakan seluruh anggota yang dibawa, telah memiliki pengalaman SAR yang cukup.

Anggota Basarnas mengangkat serpihan pesawat Lion Air PK-LQP di dermaga JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (3/11/2018). Selanjutnya, serpihan pesawat tersebut akan diperiksa oleh tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Beberapa kejadian seperti tenggelamnya pesawat Adam Air, Air Asia hingga kapal karam di Danau Toba telah dilakukan.

Terlebih, alat yang dibawa juga memadai, baik dari perlengkapan penyelaman, hingga satu unit Chamber untuk memulihkan kesehatan penyelam jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Iya kami bawa Chamber juga untuk penyelam. Sejauh ini, masih lancar semuanya," jelas Johan Wahyudi.

Kendala di laut, kata Johan Wahyudi, tidak terlalu masif. Arus bawah laut yang mencapai lima knot, serta lumpur lunak dari dasar laut yang masih naik, masih dapat diatasi oleh personel.

Begitu juga dengan waktu penyelaman tim Kopaska di bawah air yang sudah disiasati sedari awal.

"Kalau dikatakan kendala sekali, enggak juga. Masih berjalan sesuai rencana," ucap Johan Wahyudi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini