Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penduduk Indonesia yang ingin pindah domisili kini tak lagi membutuhkan Surat Pengantar RT/RW. Mereka hanya perlu menyiapkan Kartu Keluarga (KK) dan e-KTP sebagai syaratnya.
Aturan baru ini diklaim lebih mempersingkat birokrasi masyarakat dalam mengurusi kepindahan mereka.
Peraturan baru itu tertuang dalam Perpres Nomor 96 Tahun 2018 yang telah di sahkan oleh Presiden Joko Widodo pada 18 Oktober 2018. Perpres tersebut diketahui merupakan subtitusi dari Perpres 25 Tahun 2008.
Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan tata cara kepindahan domisili penduduk ke tempat baru.
Pertama, pihak yang bersangkutan cukup datang ke Dinas Dukcapil daerah asal dengan membawa fotokopi Kartu Keluarga (KK). Lalu Dinas Dukcapil daerah asal membuatkan surat keterangan pindah (SKPWNI) untuk dibawa ke tempat tujuan.
Setelah Dinas Dukcapil tempat tujuan menerima SKPWNI, maka mereka akan menerbitkan e-KTP dan KK sesuai tempat baru, sekaligus menarik e-KTP yang lama.
Baca: Jokowi : Penerima PKH Tahun Depan Jadi 15 Juta Kartu Keluarga
"Yang bersangkutan cukup bawa fotokopi KK, datang ke Dinas Dukcapil daerah asal. Dari daerah asal membuatkan surat pindah untuk dibawa ke tempat tujuan. Dinas Dukcapil tempat tujuan setelah menerima surat pindah, kemudian menerbitkan KTP-el dan KK. KTP-el yang lama ditarik oleh Dinas Dukcapil di tempat baru," terang Zudan melalui pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Selasa (13/11/2018).
Sedangkan posisi RT/RW pada aturan baru tersebut tetap diperlukan untuk membuat dokumen Kartu Keluarga pertama kali.
Mereka yang pindah domisili juga tetap perlu melapor RT/RW setempat untuk berpamitan, dan melapor saat datang di tempat baru sekaligus mengenalkan diri.
Jika terdapat kondisi ada masyarakat yang tidak pamit, maka pihak RT/RW akan mendapat pemberitahuan dari Dinas Dukcapil bahwa penduduk yang bersangkutan telah pindah tempat tinggal.
Pemberitahuan tersebut disampaikan lewat surat, ataupun dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Seperti e-mail, maupun lewat aplikasi pesan Whatsapp.
"Apa saja boleh. Email boleh, surat boleh, whatsapp boleh. Teknologi sudah maju," ungkap Zudan.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyebut bahwa peraturan pindah domisili tanpa Surat Pengantar RT/RW merupakan langkah untuk mempermudah urusan penduduk dan tak disulitkan dengan birokrasi.
"Sudah Resmi (Perpres). Mempermudah supaya jangan ada birokrasi," ujar Tjahjo.
Tjahjo juga menampik bila aturan tersebut menjadikan masyarakat leluasa keluar-masuk daerah tanpa sepengetahuan RT setempat.
Dia menjelaskan bahwa penduduk yang berpindah tempat tinggal akan terlacak ataupun terupdate, didalam sistem yang ada di Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"Ya nggak dong, kan tetap ada database nya ada toh, anda sekarang mau pindah ke Kalimantan Utara buka NIK anda, kan ada NIK awal kan udah punya," pungkasnya.