TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Nasdem, Wanda Hamidah menilai sesuatu yang keluar dari mulut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon sangat tidak bermanfaat dan bahkan cenderung lebih banyak mudharatnya.
Pernyataan tersebut dilontarkannya untuk menanggapi berbagai polemik dan kontroversi mengenai kenyinyiran Fadli Zon di dunia maya maupun di alam nyata.
Tak terkecuali menyangkut sejumlah puisi Fadli Zon yang salah satunya berjudul 'Ada Genderuwo di Istana' dan dibalas oleh Irma Suryani Chaniago selaku Ketua DPP Partai Nasdem dengan puisi 'Ada Kacung Chubby Jadi Ratu.
Wanda Hamidah, yang juga menyatakan dirinya sebagai aktivis 98 dan mantan politikus PAN tersebut mengaku belum pernah membaca puisi-puisi yang ditulis Fadli Zon.
Baca: Tanggapi soal ‘Politik Genderuwo’, Fadli Zon Tulis Puisi Berjudul ‘Ada Genderuwo Di Istana’
Ia mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal yang provokatif, tidak bermanfaat dan cenderung lebih banyak mudharatnya.
"Karena yang keluar dari mulut Fadli Zon semuanya provokatif. Jadi saya nggak merasa perlu untuk membaca dan mendengar yang sifatnya provokatif. Nggak ada gunanya, nggak ada manfaatnya, banyak mudharatnya. Sesuatu yang seperti itu sebaiknya kita hindari. Saya nggak mau energi dan waktu saya terkonsumsi untuk hal-hal yang negatif," ujar Wanda Hamidah saat dijumpai di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (12/11/2018) malam.
Ia memberi saran kepada Fadli Zon, daripada nyinyir dengan hal-hal yang tidak bermanfaat lebih baik berbuat sesuatu yang berguna untuk kepentingan rakyat.
Menurutnya, Fadli Zon terkenal bukan karena sepak terjangnya yang positif dan bermanfaat. Akan tetapi lebih karena kontroversi dan polemik yang seringkali dilontarkannya kepada publik.
"Beliau sudah sering melemparkan hal-hal yang 99 persen provokatif. Saya tanya, statement perjuangan Fadli Zon selama di DPR apa? Yang membela kepentingan rakyat apa? Ada nggak? Anda jawab sendiri deh!" Tutur Wanda Hamidah.
Wanita tersebut merasa yakin bahwa masyarakat Indonesia sudah cerdas untuk memilih wakil maupun pemimpin yang benar-benar berjuang untuk kepentingan rakyat.
Sebelumnya, Fadli Zon yang merupakan politikus Partai Gerindra kembali membuat sebuah puisi terkait fenomena terkini yang sedang terjadi di negeri ini.
Kali ini puisi yang ditulis Fadli Zon diberi judul 'Ada Genderuwo di Istana'. Puisi tersebut kemudian ia unggah ke dalam akun Twitternya @fadlizon pada Minggu (11/11/2018).
Istilah Genderuwo menjadi populer setelah Presiden Joko Widodo menyebutnya dalam sebuah pidato ketika menghadiri acara pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (9/11/2018).
"Kita lihat dengan propaganda menakutkan, membuat kekhawatiran, dan membuat ketidakpastian. Masyarakat lalu digiring dan dibuat ragu ragu. Cara cara politik seperti ini tidak beretika, dan itu namanya politik genderuwo, menakut nakuti," ujar Jokowi.