TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga, Mulyana dikenal sebagai pejabat yang lurus selama bekerja. Tidak ada hal yang aneh atau menyimpang.
Hal itu diucapkan oleh Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto di kantornya, Jakarta, Rabu (19/12/2018).
"Di mata saya, beliau sosok yang baik. Tidak pernah punya masalah dalam pekerjaannya atau saat kami kerja sama," ungkap Gatot.
Gatot menjelaskan, dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa Mulyana terjaring OTT KPK.
Selama ini, Mulyana yang membidangi peningkatan prestasi tersebut, dikenal selalu mengikuti aturan dan kaidah yang berlaku.
"Ya kaget, ya tidak menyangka. Selama ini baik sekali kok. Ya kalau sampai seperti ini, saya benar-benar tidak tahu," jelasnya.
Segera setelah mendengar kabar bahwa pejabat Kemenpora beserta dengan beberapa pegawai lainnya diangkut oleh KPK, Gatot segera menyambangi gedung yang berada di Kawasan Senayan itu.
Dilihatnya dua ruangan di kementeriannya, tepatnya di Gedung Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Olahraga Nasional (PP-ITKON) Kemenpora sudah disegel dengan pita merah milik KPK.
Dari informasi yang ia terima di lapangan, yang terjaring adalah Deputi IV, PPK eselon III, Bendahara Eselon IV dan dua orang lainnya.
Gatot kemudian mengabarkan kepada Menteri Imam Nahrawi yang masih berada di Kepulauan Seribu untuk menghadiri sebuah acara.
Baca: OTT Kemenpora, KPK Tetapkan 5 Tersangka
Dia enggan banyak menduga tentang kasus yang menimpa pejabat Kemenpora.
Hanya saja, ia mengaku memang ada termin penurunan dana Hibah ke KONI dua hari kemarin.
Dana tersebut diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan akhir tahun yang diselenggarakan oleh KONI.
"Kemarin, saat datang jam 10 (malam) ke sini, saya tanya rekan di sini, baru saja ada pencairan anggaran dua hari lalu untuk KONI. Saya masih meraba-raba apakah yang jadi OTT KPK itu urusan KONI atau tidak, saya tidak tau. Saya tidak tahu dan tak mau berandai-andai. Nanti yang tahu dari KPK," kata Gatot.
"Kami masih menunggu laporan lebih lanjut. Maka nanti saat rapim nanti teman-teman dari deputi 4 kami minta sampaikan kepada Pak Menteri. Karena kalau dalam proposal bunyi, sementara saya belum membawa proposalnya. Apakah proposal termasuk dalam yang disegel di dalam ruangan. Karena tidak ada yang boleh masuk," ujar Gatot.