Cara Romantis Bung Karno Ucapkan Selamat Natal untuk Sang Istri, Kirim Surat hingga Bilang Kangen
TRIBUNNEWS.COM - Memperingati hari Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember rupanya Bung Karno juga pernah mengucapkankan kepada Sang Istri.
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno atau Bung Karno ternyata juga memiliki cara cormantis tersendiri.
Hal itu diketahui berkat surat yang dikirim untuk Yurike Sanger.
Yurike sanger merupakan istri ketujuh Bung Karno.
Baca: Kilas Balik Gempa Banten hingga Membuat Retak Lantai Komplek Stadion Gelora Bung Karno
Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pada 6 Agustus 1964, Soekarno dan Yurike Sanger menikah secara Islam di rumah Yurike.
Selain itu berikut isi surat dari Soekarno untuk sang istri, Yurike Sanger yang dikutip dari akun twitter @Imanbr
"Yury dear,
Bersama ini aku kirim satu tandamata dan uang sedikit untuk natalan.
Selamat hari Natal, moga-moga Tuhan selalu melimpahimu dengan rachmatnya dan berkatnya.
Sebenarnya aku sudah kangen sekali, tetapi kepadatan kerdja belum memberi kesempatan mendjumpaimu.
I hope next monday i can meet you." tulis Soekarno dalam suratnya yang tertanggal 25 Desember 1964.
Selain itu mengutip dari wikipedia begini kisah cinta singkat Soekarno dengan Yurike Sanger
Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pada 6 Agustus 1964, Soekarno dan Yurike Sanger menikah secara Islam di rumah Yurike dengan berjalan singkat.
Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar.
Perhatian ekstra diberikan sang presiden kepada gadis muda itu, mulai dari diajak bicara, duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah.
Baca: Selama Mudik Libur Natal hingga Tahun Baru 2019, 7 Ruas Jalan Tol Trans Jawa Ini Masih Gratis
Rupanya, benih-benih cinta sudah mulai di antara keduanya. Singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah dengan sang pujaan hati. Seutai kalung pun diberikan ke Yurike.
Akhirnya, Bung Karno menemui orangtua Yurike.
Pada 6 Agustus 1964, dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara islam di rumah Yurike.
Kondisi Soekarno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden, berdampak pada kehidupan pribadi.
Soekarno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai kepadanya.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)