Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membantah sejumlah pandangan yang dikemukakan kepada publik merugikan calon presiden 01 Joko Widodo.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni membantah sejumlah pandangan PSI, semisal menolak poligami, Peraturan Daerah Syariah, dan instruksi untuk kader PSI mengucapkan natal bakal merugikan Jokowi.
"Pandangan itu asumsi tanpa dasar. Tidak ada data yang cukup membuat kesimpulan bahwa PSI merugikan Pak Jokowi," kata Antoni melalui keterangan tertulisnya, Rabu (26/12/2018).
Baca: Tak Ada Wakil Gubernur, Sekda DKI: Beban Kerja Jadi Bertambah
Antoni mengatakan PSI mendukung Jokowi tanpa berniat untuk menjatuhkan.
Apalagi, kata Antoni, setiap aktivis PSI yang muncul di publik selalu menerangkan dan membantah fitnah yang dilayangkan terhadap Jokowi.
"Tiap hari juga dari pintu ke pintu Caleg kami mengkampanyekan Partai sekaligus capres kami, Pak Jokowi. Bagi PSI Pak Jokowi tidak hanya calon presiden, tapi beliau adalah bapak ideologis. Karena teladan beliaulah PSI lahir," imbuh Antoni.
Namun, pada saat bersamaan, ucap Antoni, PSI ingin hadir sebagai Partai ideologis yang setia pada nilai dasar perjuangan yang sudah dirumuskan yaitu melawan korupsi dan intoleransi.
"DNA ini tidak dapat dinegosiasikan. Bahkan dengan resiko elektabilitas. Bagi kami politik tidak selalu terkait dengan kalkulasi elektabiltas. DNA tidak dapat digadaikan demi suara," tutur Antoni.
Antoni memastikan, PSI di dalam koalisi Indonesia kerja bahu-membahu memastikan kemenangan Jokowi.
Namun, menurutnya, partai-partai di koalisi menyadari bahwa masing-masing Partai memiliki nilai dasar dan prinsip yang berbeda.
"Saya menghormati partai-partai lain yang memiliki nilai berbeda dengan kami. Saya berharap mereka juga memahami bahwa PSI juga punya nilai yang mungkin berbeda dengan mereka. Masing-masing Partai otonom dan memiliki kebebasan mengurus rumah tanggal sendiri," kata Antoni.
"Dengan pandangan di atas, partai-partai koalisi bisa sama-sama kemenangan Jokowi dan Kiai Ma'ruf sambil menjaga dan merayakan perbedaan di antara partai koalisi," tambahnya.