TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno LP Marsudi mengatakan, ada 4 motif batik yang menjadi simbol prioritas diplomasi atau kebijakan luar negeri Indonesia.
Retno yang ditemui di sela-sela kegiatan Pameran Capaian 4 Tahun Politik Luar Negeri RI beberapa waktu lalu mengatakan, motif batik tersebut akan sering digunakan oleh para diplomat ke depan.
Ia menerangkan, prioritas pertama adalah, Motif Parang yang melambangkan usaha yang tidak pernah lelah untuk menjaga kedaulatan NKRI.
Diketahui, motif Parang menjadi salah satu motif batik paling tua di Indonesia.
"Melihat politik luar negeri kita, itu bisa kita match-kan, dan sangat menarik, yang pertama adalah menjaga NKRI yaitu motif Parang," kata Retno, di Kantor Kemlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat.
Kedua ujarnya, batik bermotif Truntum, yang diartikan sebagai simbol untuk melindungi kewarganegaraan atau WNI.
Motif ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna, simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum).
"Karena itu melambangkan Caring," tutur Mantan Dubes RI untuk Belanda ini.
Ketiga diplomasi ekonomi, yang dilambangkan dengan Motif Sidomukti, di mana melambangkan harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan.
"Keempat, kontribusi kita ke dunia, kita memakai motif batik Sekar Jagat, karenakan membuat batik ada filosofi, dan pas dengan prioritas politik luar negeri," kata Retno.
Motif Sekar Jagad sendiri mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.
"Kita menyarankan kepada teman-teman Kemlu untuk memakai satu diantara 4 tersebut," harapnya.