Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wadah Pegawai KPK mengatakan, teror terhadap dua pimpinan KPK, yakni Agus Rahardjo dan Laode M Syarif merupakan teror yang kesembilan.
Ketua WP KPK, Yudi Purnomo Harahap menduga teror yang dialami KPK, baik pegawai, pejabat, maupun pimpinan, dilakukan dalam satu jaringan yang sama.
Baca: Rumah Pimpinan KPK Diteror Bom, Pengamat : Polisi Harus Cepat Menindak Pelakunya
"Kami tegaskan teror ini adalah bagian dari jaringan teror sebelumnya. Ini adalah teror kesembilan yang dialami KPK, baik pegawai, pejabat, maupun pimpinan KPK," ucap Yudi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).
Yudi memaparkan, teror pertama adalah penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK yang dikenal dengan nama 'safe house'. Kedua, ancaman bom ke gedung KPK.
Ketiga, lanjutnya, teror bom ke rumah penyidik KPK. Keempat, penyiraman air keras dan kendaraan milik penyidik dan pegawai KPK. Kelima, ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai KPK.
"Keenam, perampasan perlengkapan milik penyidik KPK. Ketujuh, penculikan terhadap petugas KPK yang sedang bertugas. Kedepalan, percobaan pembunuhan terhadap penyidik," papar Yudi.
"Terakhir, yaitu adanya teror bom dan molotov di rumah Pak Laode dan Pak Agus," imbuhnya.
Teror yang menyasar rumah Laode serta Agus, menurut Yudi, para pelaku sedang melakukan psywar.
"Karena rumah adalah tempatnya keluarga menemukan kehangatan keluarga. Ini harus dihentikan kalau tidak terungkap akan terus terulang," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa terdapat kemiripan dalam pola teror yang dilancarkan.
Baca: Sikapi Teror Bom, KPK Akan Beri Pengamanan Ekstra untuk Pimpinannya
"Di CCTV ini pelakunya dua orang, kemudian mempunyai korelasi yang sama dengan pelakunya Bang Novel (penyidik KPK Novel Baswedan), dua orang juga. Kemudian modus yang digunakan pakai bom, kemudian sekarang rumah Pak Agus juga diduga bom. Air keras, mobil dimiliki Bang Apip disiram air keras, mata Bang Novel air keras juga," ucap Yudi setelah mempertunjukkan isi rekaman CCTV saat terjadi teror benda diduga bom ke rumah penyidik KPK Kompol Apip Julian Miftah.
"Dari sini kami menarik kesimpulan hipotesis sementara, bisa jadi ini adalah orang yang sama dan jaringan yang sama. Tapi karena tidak terungkap, mereka terus melakukan tindakan untuk meneror," tandasnya.