TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahun 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019).
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memaparkan capaian selama 4 tahun terakhir dari sektor pertanian.
Ia menyebut dari sisi inflasi, pada periode 2014-2017, inflasi pangan dari sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan.
Pada periode tersebut, inflasi pangan turun 88,1 persen, yakni dari 10,57 persen menjadi 1,57 persen. Amran berharap capaian itu akan ditingkatkan di tahun 2019 ini.
"Inflasi pangan 2014 sebesar 10,5 persen, turun menjadi 1,26 persen di 2017. Untuk turunkan 0,5 persen saja sulit. Ini pertama dalam sejarah. Inflasi menurun, daya beli masyarakat meningkat," ujar Amran, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019).
Baca: Mendagri Tjahjo Kumolo Disebut-sebut Dalam Sidang Meikarta,Tolong Perizinan Meikarta Dibantu
Selain itu, ia menyebut ada kenaikan nilai ekspor pertanian sepanjang 2016-2018, dari yang awalnya pada 2016 sebesar Rp 384,9 triliun, naik 29,7 persen menjadi Rp 499,3 triliun di 2018.
Sementara impor sejumlah komoditas seperti beras umum, bawang merah dan cabai segar turun hingga 100 persen.
"Ekspor kita naik 29 persen, impor turun, ini data. Dulu ekspor perlu 13 bulan, kemudian turun jadi 13 hari, sekarang hanya butuh 3 jam dengan OSS. Kalau mau ekspor kita berikan karpet merah untuk mereka. Saya jamin tidak ada pungli, kami jamin," jelasnya.
Kenaikan juga terjadi terkait investasi di sektor pertanian pada periode 2013-2018 yakni sebesar 110,2 persen dengan nilai total Rp 270,1 triliun.
Hal ini, kata dia, sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo untuk mendorong ekspor dan investasi. Terbukti nilai investasi pertanian pada 2018 mencapai Rp 61,6 triliun berbanding Rp 29,3 triliun pada 2013.
"Pesan Pak Presiden untuk mendorong ekspor dan investasi. Untuk mendorong itu, sebanyak 291 Permentan yang menghambat investasi kita dicabut," tukasnya.