TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Romahurmuziy menyebut sosok Ma'ruf Amin sebagai ulama tak akan hilang dalam debat Pilpres 2019.
Romahurmuziy alias Romi memastikan Ma'ruf tak akan mengubah karakternya dalam debat.
Pernyataan Romi menerangkan soal persiapan debat perdana Pilpres 2019 yang akan berlangsung pada Kamis (17/1/2019) mendatang.
"Pak Kiai Ma'ruf sebagai posisinya ulama yang mendampingi Pak Jokowi sebagai cawapres itu dan beliau tidak akan kehilangan perannya dan akan diposisikan seperti itu," ujar Romi.
Hal itu disampaikan Romi setelah santap malam bersama Jokowi dan sembilan ketua umum partai politik koalisi Indonesia Kerja di Resto Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).
Baca: 1.600 Polisi Disiagakan Amankan Debat Pilpres 2019 di Menara Bidakara Jakarta
Romi menyebut, Ma'ruf lebih banyak melakukan latihan untuk debat perdana Pilpres.
Apalagi, dari susunan acara, Ma'ruf akan berhadapan dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam satu sesi.
Latihan yang dilakukan, ucap Romi, untuk mengasah gimik politik yang memang harus ditampilkan di atas panggung debat.
"Secara persiapan Kiai Ma'ruf disampaikan political gimmick marketing, gimmick show, gimmick yang selayaknya ditampilkan. Itu juga kita berikan pembekalan atau persiapan kiai Ma'ruf supaya beliau mengikuti," kata Romi.
Sebab, menurut Romi, selera masyarakat yang nonton televisi memiliki pendekatan berbeda dengan masyarakat umumnya.
"Di mana segmen Kiai Ma'ruf selalu menyampaikan tausiyah menyampaikan pandangannya," tutur Romi.
Ketua Umum PPP itu juga menyebut, pelatihan tersebut tak perlu waktu lama.
Sebab, yang terpenting adalah konten dalam debat tersebut.
"Tidak lama karena paling penting adalah konten. Soal poltical gimmick marketing gimmick itu sangat singkat," ujarnya.
Sementara itu, latihan tak dilakukan oleh Jokowi.
Sebab, Jokowi sudah pernah melakukan debat.
Namun, Romi tak menampik jika ada 'pembisik' Jokowi untuk debat perdana yang bertema Hukum, HAM, Teroris, dan Korupsi. Meski ia tak menjabarkan secara spesifik.
"Ya banyak, ahlinya yang kompeten dalam bidangnya. Saya tidak bisa sampaikan itu," tutur Romi.