"Perayaan Imlek Nasional ini terasa istimewa karena pilihan desain, susunan acara dan pesertanya dirangkai sedemikian rupa sehingga sesuai dengan temanya," ujar Sudhamek AWS.
Warna dasar yang menjadi latar belakang acara ini adalah merah putih (dimensi kebangsaan) yang dirangkai dengan motif batik mega mendung (dimensi akulturasi budaya).
Untuk itu rangkaian acara juga dibuat untuk menjiwai kesatuan dalam kebinekaan Indonesia. Misalnya: alat musik klasik Guzheng digunakan untuk mengiringi lagu-lagu kebangsaan Indonesia.
Sebaliknya Kolintang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Indonesia maupun lagu Mandarin. Atraksi khas Tionghoa Barongsai juga ditampilkan bersama dengan Reog dan Ondel-ondel.
Aneka kuliner khas Tionghoa dan makanan dari berbagai daerah di Indonesia juga bisa dinikmati di sini. Festival ini terbuka untuk dihadiri oleh masyarakat umum di JIEXPO Kemayoran pada tanggal 7-10 Februari 2019, mulai pukul 10.00 - 22.00 WIB.
Tahun Baru Imlek 2570 atau tahun 2019 Masehi ini diharapkan menjadi lantunan kebaikan dalam spektrum yang lebih luas, sekaligus menjadi harapan warga keturunan Tionghoa di Indonesia untuk turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa negara Indonesia.
"Suku Indonesia Tionghoa yang telah bergenerasi hidup di bumi Indonesia menjadikan Indonesia sebagai tanah kelahiran yang akan selalu dicintai dan diperjuangkan bersama," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap Perayaan Imlek Nasional 2019 ini bisa menjadi momentum penting untuk Suku Indonesia Tionghoa dalam turut membangun Bangsa Indonesia yang besar, makmur, damai dan berkeadilan serta menjunjung tinggi toleransi dengan cara terus merajut kebinekaan dan memperkokoh persatuan Indonesia.