Kemudian terkesan Jokowi menyerang pribadi Prabowo soal kepemilikan tanah sebesar 220.000 hektare lahan di Kalimantan dan 120.000 hektare di Aceh Tengah.
"Prabowo menyempatkan di ujung debat mengklarifikasi bahwa 'tanah saya kuasai ratusan ribu hektare benar, itu HGU milik negara, negara bisa ambil, dari pada jatuh ke tangan asing lebih baik saya kelola, saya nasionalis dan patriot'," ujarnya.
Ketiga, dalam debat kedua ini terlihat Prabowo terlalu "berbalas-kasihan" dan terlalu baik pada Jokowi, selama ini sang penantang memainkan strategi menyerang namun Prabowo tak lakukan justru petahana yang ditagih janjinya tampil agresif menyerang.
Baca: Fahri Hamzah Tantang Jokowi Ambil Alih Lahan Asing, Joko Widodo Disebut Panggil Mantan Jenderal
"Prabowo terlalu baik, memuji kerja Jokowi, mestinya Prabowo bisa kritik mengapa bapak 'baru akan' dan 'sedang kami rencanakan', lalu selama ini pak Jokowi ngapaian aja?," tuturnya.
Prabowo mengulangi hal yang sama, yaitu "setuju" dengan petahana menyetujui langkah dan kebijakan pemerintah yang kongkrit dan yang sudah baik dilakukan pemerintah.
Keempat, sangat disayangkan mestinya Prabowo bisa membantah dan konfirmasi ulang apabila ada semburan data yang keliru dan diklarifikasi Prabowo.
Namun Prabowo hanya diam dan tak membantah data Jokowi. Kebijakan Jokowi yang sudah baik "diamini" Prabowo.
"Mungkin Prabowo ingin memberikan pesan makna politis (political meaning) sehingga Prabowo tercitrakan sebagai calon presiden 'negarawan' dan ‘nasionalis’," kata Pangi.
Pangi berpendapat seharusnya Prabowo tampil menyerang atau menyerang balik, mengkritik soal infrastruktur Jokowi.
Tetapi, Prabowo tidak memakai data yang kuat untuk membantah soal infrastruktur kecuali hanya soal MRT Palembang dan Bandara Kertajati, Bandung.
"Mesti Prabowo bisa juga melebar pada narasi rendahnya harga sawit dan karet, beliau enggak mengambil momentum mengambil empati petani karet dan sawit pada konteks harga yang rendah. Tak hanya sekedar bagi-bagi 7 (tujuh) juta sertifikat, Prabowo bisa menanyakan soal lahan rakyat diambil investor dan pemilik modal," paparnya.
Sebagai penantang,Pangi menilai Prabowo gagal mengeksprolasi kegagalan dan titik lemah kebijakan petahana.
Jika Prabowo lebih cermat dengan analisis yang lebih mendalam Prabowo juga bisa memberikan serangan yang cukup merepotkan Jokowi.
"Oleh karena itu, situasi ini menjadikan panggung debat kedua kali ini seperti didominasi dan menjadi panggung milik Jokowi. Ditopang dengan basis data dan uraian capaian dan prestasi, pemaparan Jokowi terkesan lebih rapi, sehingga Jokowi terlihat lebih menguasai masalah," pungkasnya.