Meski begitu, petugas bandara sigap memberi arahan kepada setiap calon penumpang yang bertanya.
"Jadi Ibu lihat terlebih dahulu bus tujuan akhir yang ibu beli sudah masuk area shelter terminal ini belum. Kalau sudah, akan ada lambang hijau misalnya di Soetta-Bekasi Barat, nanti tap tiketnya ke autogate ini," jelas petugas tersebut.
Baca: Kronologi Remaja 16 Tahun Ngamuk Tikam Ibu Kandung Hingga Tewas, 2 Warga Kritis Sisanya Masuk UGD
Sebelumnya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menjelaskan, digitalisasi layanan bus bandara ini bertujuan untuk mempermudah penumpang dan membuat operasional bus semakin terdata dan terpantau.
"Digitalisasi layanan ini selain memudahkan penumpang dan membuat operator bus semakin efisien juga bisa memberikan data tingkat demand terhadap angkutan bus di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Kamis (24/1/2019).
Adapun saat ini terdapat 7 operator bus yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Damri, Sinar Jaya, Primajasa, Hiba Utama, AGRA Mas, PPD dan Big Bird.
Sebanyak 7 operator bus itu mengoperasikan total 412 unit bus dengan rute ke sejumlah lokasi di Jabodetabek dengan pergerakan pelanggan sekitar 96 ribu pelanggan per harinya yang menggunakan bus atau sekitar 35 juta pelanggan per tahunnya dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta. Kedepannya digitalisasi pelayanan bus ini akan diintegrasikan ke mobile application platform Indonesia Airports App.