Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat, Erma Suryani mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak memberikan janji tidak jelas terkait penegakan hukum di Indonesia.
Pernyataan Erma tersebut menanggapi mangkraknya kasus Novel Baswedan yang hari ini genap 700 hari pasca penyiraman penyidik KPK itu.
Hampir dua bulan satgas yang dibentuk Presiden Jokowi sebelum Debat Pilpres 2019 putaran pertama, hingga saat ini belum mampu menjawab siapa pelaku penyerangan terhadap Novel.
"Presiden jangan janji politik yang tidak jelas saja. Nanti kalau ada lagi yang kena aparat penegak hukum kan repot tidak ada perlindungan terhadap kerja-kerja mereka untuk melakukan penegakan hukum," kata Erma di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Baca: Polisi Tangkap Pria yang Mencoba Masuk ke Mako Brimob Polda DIY
Pasalnya, dalam waktu hampir dua tahun pengembangan kasus Novel tidak membuahkan hasil.
Akibatnya, ketidakpercayaan pada komitmen Presiden Jokowi semakin menjadi dari berbagai kalangan.
Saya bilang presiden tidak melakukan pengungkapan kasus yang sudah terjadi dua tahun itu. Saya minta presiden segera selesaikan itu," tegas Irma.
Dua orang tak dikenal menyiram wajah Novel Baswedan dengan air keras pada 11 April 2017. Peristiwa itu terjadi di dekat rumah Novel, seusai mantan perwira Polri itu menjalankan salat subuh berjamaah di masjid.
Akibat siraman air korosif itu, mata Novel mengalami kerusakan yang parah sehingga harus menjalani rangkaian operasi di Singapura.