TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Progres penyediaan layanan akomodasi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi sudah mencapai 50%.
Sekjen Kementerian Agama M Nur Kholis Setiawan menerangkan, total kebutuhan akomodasi haji di Makkah mencapai 210.697 kapasitas.
Kebutuhan ini mencakup 204.000 jemaah, petugas kloter, non kloter, sisa penempatan, dan cadangan. Sedangkan kebutuhan akomodasi di Madinah berjumlah 209.967 kapasitas.
"Proses penyediaan, utamanya terkait layanan akomodasi jemaah haji di Arab Saudi, dalam rentang sebulan ini alhamdulillah sudah mencapai 50%. Ini baru sebulan. Saya optimis target akan segera terpenuhi tepat waktu,” tutur dia, dalam keterangannya, Selasa (12/3/2019).
Baca: Pemerintah Saudi Larang Penggunaan Istilah Wisata Religi untuk Haji dan Umrah
M Nur Kholis menambahkan, penempatan akomodasi jemaah haji di Makkah tahun ini akan menggunakan skema baru.
Jemaah akan ditempatkan berdasarkan pengelompokan asal daerah pada wilayah atau zona tertentu, agar mempermudah pengawasan pelayanan, serta meminimalisir munculnya permasalahan karena adanya perbedaan budaya dan kendala bahasa.
“Penerapan metode tersebut tentu akan dapat diikuti dengan penyesuaian pelayanan katering jemaah yang diharapkan akan semakin mudah pengkondisiannya dengan menyesuaian citarasa sesuai dengan selera daerah masing-masing,” jelasnya.
Sementara progres penyediaan layanan katering telah memasuki proses peninjauan secara langsung ke lapangan, guna memastikan kesiapan dapur perusahaan yang telah mengajukan penawaran.
“Ini adalah tahapan kelima, setelah pengumuman pengadaan, penerimaan pendaftaran, Aanwijzing, serta pengajuan penawaran dan peyerahan berkas kelengkapan administrasi,” jelas Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis.
Sedangkan untuk penyediaan layanan transportasi, masih dalam tahap penerimaan pendaftaran dari perusahaan transportasi untuk pelayanan angkutan antar kota dan shalawat.
Dijelaskan, angkutan antar kota direncanakan 6 rute perjalanan, yaitu Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azizi (AMAA) ke Hotel di Madinah, dari Madinah ke Makkah, dari Makkah ke King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah, dari KAAIA Jeddah ke hotel di Makkah, dari Makkah ke Madinah, serta dari Madinah ke Bandara AMAA.
“Dengan rute itu, akan dijalankan total 14.409 trip yang akan dikelola oleh Naqabah (organisasi asosiasi perusahaan angkutan) dan syarikah atau perusahaan.
“Untuk layanan shalawat (shuttle bus ke Masjidil Haram Makkah) direncanakan akan menggunakan 395 bus selama beroperasi,” sambungnya.
Diketahui Pekan ini, Komisi VIII DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Marwan Dasopang beserta Tim Panja BPIH tahun 2019 berkunjung ke Arab Saudi untuk meninjau proses penyiapan layanan kepada Jemaah haji di Arab Saudi.
Progres tersebut disampaikan dalam rapat Komisi VIII DPR RI di Makkah Al-Mukarramah, yang dihadiri oleh 9 anggota Komisi VIII DPR, Sekjen Kemenag Nur Kholis Setiawan, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ramadhan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis. Ikut juga dalam rapat, Konsul Haji atau Staf Teknis Haji (STH) KJRI Jeddah Endang Jumali beserta jajaran, serta para ketua Tim Penyediaan Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi yang meliputi akomodasi, katering, dan transportasi.
Panja BPIH Komisi VIII DPR RI mengapresiasi progress dan terobosan penyiapan layanan Jemaah di Arab Saudi.
Komisi VIII menyambut baik rencana penerapan zonasi penempatan jemaah, termasuk kebijakan agar bahan baku katering didatangkan dari Indonesia, serta penempatan jemaah haji di tenda-tenda Armina tahun ini yang akan diatur sendiri oleh petugas haji Indonesia, bukan oleh Maktab.