TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah menemukan fenomena baru di Indonesia pasca aksi terorisme dan bom di Surabaya.
Dedi mengatakan para perempuan mulai dilibatkan oleh kelompok teroris untuk melakukan aksi amaliyah secara individu atau lone wolf.
Fenomena ini, kata dia, sudah terjadi di beberapa negara lain yang telah terpapar ISIS seperti Afghanistan, Irak, hingga Suriah.
"Pasca kejadian bom Surabaya, ada satu fenomena yang baru di Indonesia, sudah mulai melibatkan perempuan untuk melakukan lone wolf. Di Indonesia fenomena ini sudah mulai terbaca oleh Densus 88," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019).
Ia pun menyinggung aksi terorisme yang baru saja terjadi, yakni di Sibolga, Sumatera Utara. Dari aksi istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah yang meledakkan diri, fenomena baru tersebut terbukti benar adanya.
Dalam kasus tersebut, istri Husain disebut memiliki militansi yang jauh lebih tinggi dan lebih kuat pemahamannya terkait ISIS dibanding sang suami.
"Kemarin berulang kali saudara AH membujuk istrinya untuk menyerahkan diri namun demikian tetap gagal. AH sendiri menyampaikan kepada penyidik bahwa saya (AH) tidak begitu yakin untuk bisa meyakinkan istri saya untuk bisa menyerahkan diri," kata dia.
Baca: Wiranto Pastikan Tidak Ada Kerusuhan Jelang Pemilu 2019
"Karena pemahaman ajaran kepada istri saya (AH) jauh lebih keras dibanding saya sendiri. Oleh karenanya terjadi peledakan bom bunuh diri pada kejadian kemarin," imbuh mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Jenderal bintang satu itu pun semua pihak perlu mencermati fenomena baru tersebut. Ia juga mengimbau agar masyarakat memerangi terorisme secara bersama-sama aparat penegak hukum.
"Ini perlu kita cermati bersama ya, kita mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme. Karena terorisme merupakan musuh bersama musuh bangsa ini," tutupnya.