TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato Ketum PSI Grace Natalie di Medan, Sunatera Utara beberapa waktu lalu (11/3/2019) akhirnya berbuntut panjang.
Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam pidatonya melontarkan 'serangan' bertubi-tubi ke partai politik (parpol) nasionalis karena dinilai bungkam terkait isu intoleransi, korupsi termasuk mendukung perda syariah yang dianggap diskriminatif.
Sejumlah kader khususnya dari parpol lama seperti PDIP dan Golkar yang berada dalam barisan koalisi pendukung jokowi meradang.
Departemen Pemerintahan DPP PDIP Hanjaya Setiawan menegaskan menyerang partai sekoalisi itu sangat tidak etis dan elok. Terlebih lanjut dia pelaksanaan pemilu tinggal 1 bulan lagi sehingga membutuhkan soliditas yang kuat untuk memenangkan Paslon Jokowi-Maruf Amin.
Terhadap sejumlah reaksi itu Jubir PSI Muannas Alaidid memastikan pidato Ketum PSi itu ilmiah didukung oleh basis data yang kuat, ada penelitiannya dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara akademisi maupun menurut hukum. soal loyalitas kader PSI terhadap pasangan jokowi-maruf amin jangan diragukan malah kami dibarisan terdepan.
Pemilu 17 April 2019 kita tahu tak hanya pertarungan pilpres tapi juga pileg, sah-sah saja jika tiap parpol yang ada menyajikan program dan visi serta marwah perjuangannya ke publik sebagai bukt ada pembeda dengan parpol lainnya termasuk PSI.
"Namun, bila ada pihak yang merasa tersinggung dengan pidato itu dan menganggap sebagai serangan teman koalisi nanti dulu, sodara kandung kalo salah saja wajib kita ingatkan apalagi cuma teman main atau koalisi, beda kalo partai-partai itu memang anti kritik," katanya dalam keterangan pers, Sabtu (16/3/2019).
Baca: Romahurmuziy Jadi Tersangka, Pendukung Prabowo Ungkit Video Pidato Romy tentang Penjahat & Pejabat
Caleg PSI yang biasa disapa Habib Muannas ini juga kembali menegaskan parpol itu jangan hanya berpikir soal kekuasaan semata dan elektabilitas tapi mengedepankan integritas termasuk memberikan edukasi kepada publik.
Menurutnya bahwa bukan rahasia umum sebagaimana kajian Formappi, DPR sekarang ini adalah yg terburuk sepanjang sejarah indonesia setelah pasca orde baru, jadi bagi saya kalo Ketum kami PSI 'dikeroyok' oleh parpol lama dengan prestasi wakil rakyatnya seperti itu berarti kita sudah berada di jalan yang benar," katanya.