Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Pagar Nusa adalah pendekar Bangsa. Meskipun Pagar Nusa dihuni oleh warga NU, kalangan pesilat, pendekar, tetapi Pagar Nusa adalah pendekar bangsa yang siap membela setiap warga negara. Tidak melihat sukunya apa, warna kulitnya apa. Pagar Nusa siap melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.
Menjelang pesta demokrasi lima tahunan, Pagar Nusa harus bisa menjadi pihak di tengah-tengah. Pagar Nusa harus bisa menjadi penyejuk, menjadi contoh yang baik bagi semua. Karena kalau pendekarnya tidak kelihatan sopan dan santun yang malu Nahdlatul Ulama.
Anda, pendekar yang saya banggakan harus mengemban amanah itu. Pagar Nusa adalah pagarnya NU dan Bangsa. Pagar Nusa adalah bentengnya Ulama dan NKRI. Maka, Pagar Nusa harus selalu mituhu dawuh kyai, sowan kepada kyai.
Inilah instruksi harian pemimpin pagar Nusa. Saya perintahkan kepada seluruh pendekar Pagar Nusa untuk minimal 1 bulan sekali sowan kepada Masayikh, sowan kepada Kyai.
Kenapa? Pertama, untuk menjaga energi kita. Untuk menjaga akhlakul karimah kita. Kalau Anda kebal bacok, kebal senjata, itu hanya 10 persen. 90 persen sisanya, energi dari Masayikh, energi dari Kyai. Maka, kalau ada pendekar Pagar Nusa tidak pernah dan tidak mau sowan Kyai, silakan keluar dari Pagar Nusa.
Pagar Nusa itu harus manut Kyai, Nahdlatul Ulama. Kita adalah anaknya NU. Sekalipun itu adalah ketua Tanfidziyah tingkat ranting, itu adalah ayah kita.
Berikutnya. Bahwa Pagar Nusa, sudah memulai langkah strategis, langkah baru. Kita akan selalu mengembangkan strategi baru, untuk menambahkan syiar Pagar Nusa. Mohon doa dari pendekar Pagar Nusa untuk jajaran pengurus dari tingkat pusat hingga, cabang, hingga ranting, diberikan kekuatan oleh Allah SWT. Oleh karenanya, doa dari panjenengan semua sangat berarti bagi kami seluruh jajaran pengurus dari pusat hingga ranting.